Tingkatan
kesulitan belajar dijabarkan secara rinci agar kegiatan pembelajaran dan
pengevaluasian dapat dilakukan dengan tepat.
Evaluasi tersebut dilakukan dengan mengukur tingkah laku siswa. Ada tiga
ranah yang diukur yaitu kognitif, afektif, dan psikomotor. Pengukuran ini
dilakukan dengan mengacu pada taksonomi Bloom (Arikunto, 2005).
Awalnya, ranah kognitif pada Taksonomi Bloom dirinci menjadi enam tingkatan berpikir. Tingkatan tersebut yaitu (Arikunto, 2005), 1) mengenal dan mengingat (recognize and recall), 2) pemahaman (comprehension), 3) penerapan (application), 4) analisis (analysis), 5) sintesis (synthesis), dan 6) evaluasi (evaluation). Seorang anak tidak akan paham bila ia tidak ingat, dan ia tidak akan mampu menerapkan pengetahuannya bila ia tidak paham, demikian seterusnya (Churces, 2009).
Tingkatan
ini kemudian direvisi oleh Anderson dan Krathwohl (Churches, 2009). Semua aspek
berpikir dalam taksonomi Bloom dinamakan “cognitive
processes” atau proses kognitif. Menurut Krathwohl (2002), proses kognitif
terdiri atas enam aspek berpikir yaitu, 1) mengingat (remembering), 2) memahami (understanding),
3) menggunakan (applying), 4)
menganalisis (analysing), 5)
mengevaluasi (evaluating), dan 6)
menciptakan (creating). Berdasarkan
tingkatan ini, dapat dilihat bahwa remembering
dianggap sebagai kemampuan kognitif yang paling rendah, sementara creating merupakan kemampuan kognitif
yang paling tinggi, lebih tinggi dari evaluating.
Semua kemampuan kognitif ini menunjukkan klasifikasi berpikir tingkah rendah (low order
thinking) sampai berpikir tingkat tinggi
(high order thinking).
Menurut Krulik & Rudnick (dalam Santyasa, 2004), keterampilan berpikir
tingkat tinggi meliputi berpikir kritis, dan berpikir kreatif. Keterampilan berpikir
tingkat rendah meliputi ingatan (retention),
dan berpikir dasar (basic thinking). Keterampilan basic thinking misalnya kemampuan memahami
konsep (Santyasa, 2004). Bila diperhatikan, maka terdapat kesepadanan antara taksonomi
Bloom dengan tingkatan berpikir menurut Krulik & Rudnick. Hal ini dapat
dilihat pada Gambar 1.
Gambar 1. Kesepadanan
antara Taksonomi Bloom dengan Tingkatan
Berpikir Menurut Krulik & Rudnick
Berdasarkan
Gambar 1. dapat dilihat bahwa applying,
analyzing, evaluating, dan creating
pada taksonomi Bloom sepadan dengan critical
dan creative thinking pada tingkatan berpikir menurut Krulik & Rudnick.
REFERENSI :
KLIK "Show" UNTUK MELIHAT REFERENSI
KLIK "Show" UNTUK MELIHAT REFERENSI
SILAKAN BAGIKAN ARTIKEL INI MELALUI :
Taksonomi Bloom pada Ranah Kognitif
Reviewed by Sastra Project
on
July 14, 2016
Rating:
No comments:
Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini