Apakah itu Cuaca?


Seperti yang telah kita ketahui bahwa dalam kehidupan ini banyak sekali terjadi fenomena alam yang terkait dengan cuaca. Fenomena tersebut banyak memberi manfaat bagi kehidupan manusia, misalnya adanya angin darat dan angin laut dimanfaatkan oleh para nelayan untuk melaut dan kembali ke darat. Namun dibalik keuntungan tersebut, banyak juga dampak negatife dari fenomena cuaca yang cukup merugian manusia, seperti halnya fenomena hujan lebat yang menimbulkan banjir, angin topan, kemarau panjang, dan lain sebagainnya. Feomena cuaca seperti itu kedatangannya tidak dapat dicegah oleh umat manusia. Kita hanya mampu  melakukan antisipasi sehingga dapat mengurangi dampak negatif  yang ditimbulkan.
Pada dasarnya cuaca merupakan istilah yang digunakan untuk menguraikan  semua fenomena yang banyak terjadi dan berbagai perilaku dalam atmosfer. Istilah ini biasanya digunakan untuk fenomena dalam jangka waktu yang pendek, biasanya tidak lebih dari beberapa hari panjangnya. Keadaan rata-rata atmosfer untuk waktu lebih panjang disebut dengan  iklim. Penggunaan dua istilah ini selalu berhubungan sangat erat (Wikipedia, 2008).
Di Bumi, fenomena cuaca yang sering kita lihat adalah  angin, awan, hujan, salju, kabut, dan lain sebagainnya . Beberapa hal yang jarang terlihat seperti bencana alam juga termasuk dalam kategori cuaca. Hampir semua fenomena cuaca di Bumi terjadi di troposfera (bahagian bawah atmosfer). Ada juga yang berlaku di stratosfera dan mempengaruhi cuaca di troposfera, namun mekanismanya masih belum dipahami.
Atmosfer Bumi adalah satu sistem yang mampu memberikan pengaruh yang cukup besar dalam suatu daerah  dalam waktu tertentu. Hal ini yang menjadikan cuaca sangat sulit untuk diramalkan secara pasti.
Dari uaraian di atas terlihat betapa pentingnya pengetahuan cuaca bagi setiap manusia. Pengetahuan tentang cuaca tersebut akan membantu kita dalam menyikapi berbagai fenomea cuaca yang terjadi di muka bumi ini. Namun kenyataannya, pemahaman tentang cuaca di kalangan masyarakat sekarang ini masih sangat rendah sehingga perlu adanya pemberian suatu informasi terkait dengan cuaca.  Untuk itu dalam makalah ini akan dipaparkan secara rinci mengenai fenomena-fenomena cuaca yang terjadi di muka bumi, seperti suhu udara, tekanan, kelembaman, angin, awan, dan hujan.
2.1  Suhu Udara
Suhu udara adalah keadaan panas atau dinginnya udara. Alat untuk mengukur suhu udara atau derajat panas disebut thermometer. Biasanya pengukuran dinyatakan dalam skala Celcius (C), Reamur (R), dan Fahrenheit (F). Suhu udara tertinggi di muka bumi adalah di daerah tropis (sekitar ekuator) dan makin ke kutub, makin dingin.Di lain pihak, pada waktu kita mendaki gunung, suhu udara terasa dingin jika ketinggian bertambah. Kita sudah mengetahui bahwa tiap kenaikan bertambah 100 meter, suhu udara berkurang (turun) rata-rata 0,6o C. Penurunan suhu semacam ini disebut gradient temperatur vertikal atau lapse rate. Pada udara kering, besar lapse rate adalah 1o C.
            Penyinaran matahari menyebabkan suhu udara di permukaan bumi menjadi panas. Suhu di permukaan matahari tercatat sebesar 6.000 °C. Akibat jarak matahari yang cukup jauh dari permukaan bumi yaitu sekitar 149.000.000 km, maka kita masih dapat menikmati panas matahari itu tanpa adanya akibat yang membahayakan.
            Karena pancaran matahari, yang mulai menerima panas adalah permukaan bumi. Udara yang dilaluinya hampir tidak menangkap panas tersebut. Lapisan atmosfer yang paling bawah yang pertama kali mendapat panas dari permukaan bumi  melaui persentuhan (kontak) antara bumi dengan udara. Panas dirambatkan secara berangsur dari lapisan atmosfer paling bawah menuju ke lapisan di atasnya. Hal itulah yang menyebabkan lapisan atmosfer paling bawah lebih panas daripada lapisan atmosfer yang lebih tinggi. Akan tetapi pada lapisan yang sangat tingggi, udara menjadi lebih panas lagi, karena pancaran langsung dari matahari tanpa adanya halangan yang berarti dari lapisan atmosfer yang telah tipis.
            Banyaknya panas matahari yang diterima oleh permukaan bumi dipengaruhi oleh beberapa faktor, diantaranya:
a.      Lamanya penyinaran matahari
Makin lama matahari memancarkan sinarnya di suatu daerah, makin banyak panas yang diterima bumui di bagian itu. Keadaan udara yang cerah sepanjang hari akan lebih panas daripada jika hari itu berawan sejak pagi. Di daerah lintang pertengahan, panjang siang hari pada musim panas lebih panjang daripada musim dingin. Faktor itulah yang menyebabkan lahirnya musim-musim tersebut.
b.      Kemiringan sinar matahari
Jika datangnya cahaya matahari di suatu daerah lebih tegak, maka panas yang diterima daerah itu lebih banyak daripada kalau cahaya itu lebih miring
c.       Keadaan awan
Awan merupakan penghalang pancaran matahari. Berapa besar kemampuan awan menyerap panas matahari, dapat dilihat pada gambar berikut
d.      Keadaan permukaan bumi
Yang dimaksud keadaan permukaan bumi adalah perbedaan warna batuan serta perbedaan sifat darat dan laut. Batuan yang berwarna cerah lebih cepat menerima panas dan lebih cepat pula melepaskan panas daripada batuan yang berwarna gelap. Permukaan darat lebih cepat menerima dan melepaskan panas daripada permukaan laut.
            Kombinasi dari keempat faktor di atas menyebabkan perbedaan suhu yang diterima permukaan bumi dan akibatnya menyebabkan perbedaan suhu udara di atasnya.
            Matahari merupakan sumber panas. Pemanasan udara dapat terjadi melalui dua proses pemanasan, yaitu pemanasan langsung dan pemanasan tidak langsung.
a.   Pemanasan secara langsung
Pemanasan secara langsung dapat terjadi melalui beberapa proses sebagai berikut:
1)  Proses absorbsi ,adalah penyerapan unsur-unsur radiasi matahari, misalnya sinar gama, sinar-X, dan ultra-violet. Unsur-unsur yang menyerap radiasi matahari tersebut adalah oksigen, nitrogen, ozon, hidrogen, dan debu.
2)  Proses refleksi, adalah pemanasan matahari terhadap udara tetapi dipantulkan kembali ke angkasa oleh butir-butir air (H2O), awan, dan partikel-partikel lain di atmosfer.
3)  Proses difusi, sinar matahari mengalami difusi berupa sinar gelombang pendek biru dan lembayung berhamburan ke segala arah. Proses ini menyebabkan langit berwarna biru.
b.   Pemanasan tidak langsung
Pemanasan tidak langsung dapat terjadi melalui cara-cara berikut:
  1. Konduksi adalah pemberian panas oleh matahari pada lapisan udara bagian bawah kemudian lapisan udara tersebut memberikan panas pada lapisan udara di atasnya.
  2. Konveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara vertikal ke atas.
  3. Adveksi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang horizontal (mendatar).
  4. Turbulensi adalah pemberian panas oleh gerak udara yang tidak teratur dan berputar-putar ke atas tetapi ada sebagian panas yang dipantulkan kembali ke atmosfer.
Untuk lebih jelasnya, perhatikan gambar  berikut.
Pengaruh atmosfer terhadap energi panas matahari
 


            Di Indonesia, keadaan suhu udara relatif bervariasi. rata-rata suhu udara di beberapa kota di indonesia, dapat dilihat pada tabel berikut ini.
Rata-rata suhu udara di beberapa kota di Indonesia
No.
Nama Kota
Rata-rata Suhu (oC)
1.
Pontianak
27
2.
Surabaya
27
3.
Jakarta
26,3
4.
Ujung Pandang
25,8
5.
Banjarmasin
26,1
6.
Bandung
22,0

            Rata-rata suhu tahunan, di Indonesia sekitar 26,8o C.. Dalam peta, daerah daerah yang suhu udaranya sama dihubungkan dengan garis isotherm.

2.2  Tekanan Udara
            Kepadatan udara tidak sepadat tanah dan air. Namun udarapun mempunyai berat dan tekanan. Besar atau kecilnya tekanan udara, dapat diukur dengan menggunakan barometer. Orang pertama yang mengukur tekanan udara adalah Torri Celli (1643). Alat yang digunakannya adalah barometer raksa. Tekanan udara menunjukkan tenaga yang bekerja untuk menggerakkan masa udara dalam setiap satuan luas tertentu. Tekanan udara semakin rendah apabila semakin tinggi dari permukaan laut.  
            Lapisan udara pada permukaan bumi memberikan tekanan yang besar. Pada setiap bidang yang luasnya  berlaku tekanan udara lebih kurang 1 kg, tepatnya 1033,3 gram. Tekanan itu berasal dari berat tiang udara yang beralas  dengan ketinggian kira-kira 10.000 km dari permukaan bumi sampai batas tertinggi lapisan atmosfer. Seperti telah dipelajari dalam pelajaran fisika, besar tekanan udara sama dengan 76 cm air raksa yang beratnya 76 x 13,596 gram = 1033,3 gram atau satu atmosfer. Tekanan udara di permukaan air laut akan lebih besar daripada tekanan udara di puncak gunung karena tinggi tiang udara yang berbeda.
            Dalam meteorologi kecuali satuan atmosfer, untuk tekanan udara digunakan satuan bar = 1000 milibar. Ternyata 1 atmosfer sama besarnya dengan 1,013 bar atau 1013 milibar.
            Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang sama tekanan udaranya disebut isobar. Bidang isobar ialah bidang yang tiap-tiap titiknya mempunyai tekanan udara sama. Jadi perbedaan suhu akan menyebabkan perbedaan tekanan udara.
            Daerah yang banyak menerima panas matahari, udaranya akan mengembang dan naik. Oleh karena itu, daerah tersebut bertekanan udara rendah. Ditempat lain terdapat tekanan udara tinggi sehingga terjadilah gerakan udara dari daerah bertekanan tinggi ke daerah bertekanan udara rendah. Gerakan udara tersebut dinamakan angin.

2.3  Kelembaban
Di udara terdapat uap air yang berasal dari penguapan samudra (sumber yang utama). Sumber lainnya berasal dari danau-danau, sungai-sungai, tumbuh-tumbuhan, dan sebagainya. Makin tinggi suhu udara, makin banyak uap air yang dapat dikandungnya. Hal ini berarti makin lembablah udara tersebut. Alat untuk mengukur kelembaban udara dinamakan hygrometer atau psychrometer. Ada dua macam kelembaban udara:
1.  Kelembaban udara absolut, ialah banyaknya uap air yang terdapat di udara pada suatu tempat. Dinyatakan dengan banyaknya gram uap air dalam 1 m³ udara.
2.  Kelembaban udara relatif, ialah perbandingan jumlah uap air dalam udara (kelembaban absolut) dengan jumlah uap air maksimum yang dapat dikandung oleh udara tersebut dalam suhu yang sama dan dinyatakan dalam persen (%).
Udara dinyatakan jenuh uap air bila kelembabannya (kelembaban nisbinya) 100%. Dalam kondisi ini udara tidak mampu lagi mempertahankan air dalam bentuk uap. Uap airpun mulai mengembun (kondensasi) menjadi bintik-bintik air yang halus melayang di udara. Jika butir-butir itu bertambah besar sehingga tidak dapat melayang lagi, maka turunlah hujan.
Contoh:
Dalam 1 m³ udara yang suhunya 20o C terdapat 14 gram uap air (basah
absolut = 14 gram), sedangkan uap air maksimum yang dapat dikandungnya
pada suhu 20o C = 20 gram.
Kelembaban udara menyatakan kandungan uap air dalam udara yang dipengaruhi oleh penguapan dan suhu udara. Kemampuan uap air memegang udara berbeda-beda sesuai dengan table berikut.
Jumlah kandungan uap air maksimum pada berbagai ketinggian suhu udara
Suhu udara (0C)
-20
-10
0
10
20
30
Jumlah maksimum uap air (gr/m3)
1,1
2,4
4,9
9,4
17,3
30,4

Tabel diatas menjelaskan hubungan antara penurunan suhu udara dengan kemungkinan hujan turun. Misalkan pada suhu 300C udara mengandung 25 gram uap air per m3 . kondisi ini tidak akan menyebabkan hujan turun. Bila suhu udara turun sampai 200C, kandungan uap air tersebut telah melebihi batas maksimum, berari udara sudah jenuh uap air. Pada saat suhu mencapai batas maksimum pengembuanan mulai terjadi. Mula-mula terbentuk kabut, lalu turun hujan.

2.4  Angin
Angin adalah udara yang bergerak. Ada tiga hal penting yang menyangkut sifat angina yaitu:
Kekuatan Angin
Menurut hukum Stevenson, kekuatan angin berbanding lurus dengan gradient barometriknya. Gradient baromatrik ialah angka yang menunjukkan perbedaan tekanan udara dari dua isobar pada tiap jarak 15 meridian (111 km).
2.4.2. Arah Angin
Satuan yang digunakan untuk besaran arah angin biasanya adalah derajat.
·         1 derajat untuk angin arah dari Utara.
·         90 derajat untuk angin arah dari Timur
·         180 derajat untuk angin arah dari Selatan
·         270 derajat untuk angin arah dari Barat.
Angin menunjukkan dari mana datangnya angin dan bukan ke mana angin itu bergerak. Menurut hukum Buys Ballot, udara bergerak dari daerah yang bertekanan tinggi (maksimum) ke daerah bertekanan rendah (minimum), di belahan bumi utara berbelok ke kanan sedangkan di belahan bumi selatan berbelok ke kiri. Arah angin dipengaruhi oleh tiga faktor:
  1. Gradient barometrik
  2. Rotasi bumi
  3. Kekuatan yang menahan (rintangan)
Makin besar gradient barometrik, makin besar pula kekuatannya. Angin yang besar kekuatannya makin sulit berbelok arah. Rotasi bumi, dengan bentuk bumi yang bulat, menyebabkan pembelokan arah angin. Pembelokan angin di ekuator sama dengan 0 (nol). Makin ke arah kutub pembelokannya makin besar. Pembelokan angin yang mencapai 90o sehingga sejajar dengan garis isobar disebut angin geotropik. Hal ini banyak terjadi di daerah beriklim sedang di atas samudra. Kekuatan yang menahan dapat membelokan arah angin. Sebagai contoh, pada saat melalui gunung, angin akan berbelok ke arah kiri, ke kanan atau ke atas.

2.4.3. Kecepatan angin
Atmosfer ikut berotasi dengan bumi. Molekul-molekul udara mempunyai kecepatan gerak ke arah timur, sesuai dengan arah rotasi bumi. Kecepatan gerak tersebut disebut kecepatan linier. Bentuk bumi yng bulat ini menyebabkan kecepatan linier makin kecil jika makin dekat ke arah kutub. Lihat tabel 3. Alat yang digunakan untuk mengukur kecepatan angin disebut anemometer.
 Hubungan antara lintang tempat dan kecepatan linier
Lintang Tempat
Kecepatan Linier
0o(ekuator)
461 meter/detik
30o
402 meter/detik
60o
232 meter/detik
90o(kutub)
0 meter/detik

2.4.4. Sistem Angin
1. Angin Passat
Angin passat adalah angin bertiup tetap sepanjang tahun dari daerah subtropik menuju ke daerah ekuator (khatulistiwa). Lihat gambar 6: a) Angin Passat Timur Laut bertiup di belahan bumi Utara. b) Angin Passat Tenggara bertiup di belahan bumi Selatan.
Di sekitar khatulistiwa, kedua angin passat ini bertemu. Karena temperatur di daerah tropis selalu tinggi, maka massa udara tersebut dipaksa naik secara vertikal (konveksi). Daerah pertemuan kedua angin passat tersebut dinamakan Daerah Konvergensi Antar Tropi (DKAT). DKAT ditandai dengan temperatur yang selalu tinggi. Akibat kenaikan massa udara ini, wilayah DKAT terbebas dari adanya angin topan. Akibatnya daerah ini dinamakan daerah doldrum (wilayah tenang).
2. Angin Anti Passat
Udara di atas daerah ekuator yang mengalir ke daerah kutub dan turun di daerah maksimum subtropik merupakan angin Anti Passat. Di belahan bumi Utara disebut Angin Anti Passat Barat Daya dan di belahan bumi Selatan disebut Angin Anti Passat Barat Laut. Pada daerah sekitar lintang 20o - 30o LU dan LS, angin anti passat kembali turun secara vertikal sebagai angin yang kering. Angin kering ini menyerap uap air di udara dan permukaan daratan. Akibatnya, terbentuk gurun di muka bumi, misalnya gurun di Saudi Arabia, Gurun Sahara (Afrika), dan gurun di Australia.
Di daerah Subtropik (30o – 40o LU/LS) terdapat daerah “teduh subtropik” yang udaranya tenang, turun dari atas, dan tidak ada angin. Sedangkan di daerah ekuator antara 10o LU – 10o LS terdapat juga daerah tenang yang disebut daerah “teduh ekuator” atau “daerah doldrum”
3. Angin Barat.
Sebagian udara yang berasal dari daerah maksimum subtropis Utara dan Selatan mengalir ke daerah sedang Utara dan daerah sedang Selatan sebagai angin Barat. Pengaruh angin Barat di belahan bumi Utara tidak begitu terasa karena hambatan dari benua. Di belahan bumi Selatan pengaruh angin Barat ini sangat besar, tertama pada daerah lintang 60o LS. Di sini bertiup angin Barat yang sangat kencang yang oleh pelaut-pelaut disebut roaring forties.
4. Angin Timur
Di daerah Kutub Utara dan Kutub Selatan bumi terdapat daerah dengan tekanan udara maksimum. Dari daerah ini mengalirlah angin ke daerah minimum subpolar (60o LU/LS). Angin ini disebut angin Timur. Angin timur ini bersifat dingin karena berasal dari daerah kutub.
5. Angin Muson (Monsun)
Angin muson ialah angin yang berganti arah secara berlawanan setiap setengah tahun. Umumnya pada setengah tahun pertama bertiup angin darat yang kering dan setengah tahun berikutnya bertiup angin laut yang basah.
Pada bulan Oktober – April, matahari berada pada belahan langit Selatan, sehingga benua Australia lebih banyak memperoleh pemanasan matahari dari benua Asia. Akibatnya di Australia terdapat pusat tekanan udara rendah (depresi) sedangkan di Asia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi (kompresi). Keadaan ini menyebabkan arus angin dari benua Asia ke benua Australia. Di Indonesia angin ini merupakan angin musim Timur Laut di belahan bumi Utara dan angin musim Barat di belahan bumi Selatan. Oleh karena angin ini melewati Samudra Pasifik dan Samudra Hindia maka banyak membawa uap air, sehingga pada umumnya di Indonesia terjadi musim penghujan.  Musim penghujan meliputi seluruh wilayah indonesia, hanya saja persebarannya tidak merata. makin ke timur curah hujan makin berkurang karena kandungan uap airnya makin sedikit.
Pada bulan April-Oktober, matahari berada di belahan langit utara, sehingga benua asi lebih panas daripada benua australia. Akibatnya, di asia terdapat pusat-pusat tekanan udara rendah, sedangkan di australia terdapat pusat-pusat tekanan udara tinggi yang menyebabkan terjadinya angin dari australia menuju asi. Di indonesia terjadi angin musim timur di belahan bumi selatan dan angin musim barat daya di belahan bumi utara. Oleh kerena tidak melewati lautan yang luas maka angin tidak banyak mengandung uap air oleh karena itu pada umumnya di indonesia terjadi musim kemarau, kecuali pantai barat sumatera, sulawesi tenggara, dan pantai selatan irian jaya.

            Adapun ciri-ciri musim pancaroba yaitu: Udara terasa panas, arah angin tidak teratur dan terjadi hujan secara tiba-tiba dalam waktu singkat dan lebat.
6. Angin Lokal
Di samping angin musim, di Indonesia juga terdapat angin lokal (setempat) yaitu sebagai berikut:
1.      Angin darat dan angin laut Angin ini terjadi di daerah pantai.
Pada siang hari daratan lebih cepat menerima panas dibandingkan dengan lautan. Angin bertiup dari laut ke darat, disebut angin laut. Sebaliknya, pada malam hari daratan lebih cepat melepaskan panas dibandingkan dengan lautan. Daratan bertekanan maksimum dan lautan bertekanan minimum. Angin bertiup dari darat ke laut, disebut angin darat. Lihat gambar di bawah ini.
2.      Angin lembah dan angin gunung
Pada siang hari udara yang seolah-olah terkurung pada dasar lembah lebih cepat panas dibandingkan dengan udara di puncak gunung yang lebih terbuka (bebas), maka udara mengalir dari lembah ke puncak gunung menjadi angin lembah. Sebaliknya pada malam hari udara mengalir dari gunung ke lembah menjadi angin gunung.
3.      Angin Jatuh yang sifatnya kering dan panas
Angin jatuh atau Fohn ialah angin jatuh bersifatnya kering dan panas terdapat di lereng pegunungan Alpine. Sejenis angin ini banyak terdapat di Indonesia dengan nama angin Bahorok (Deli), angin Kumbang (Cirebon), angin Gending di Pasuruan (Jawa Timur), dan Angin Brubu di Sulawesi Selatan).
2.5  Hujan
2.5.1. Pengertian Hujan
Menurut Pujani (2008), secara umum hujan merupakan zat cair atau air yang membeku yang jatuh dari atmosfer. Turunya hujan dimulai dari uap air yang mengalami penurunan suhu sampai titik embun atau titik beku. proses pengembunan (kondensasi) uap air pada umunya terjadi apabila massa udara yang banyak mengandung uap air naik ke lapisan yang lebih tinggi. Pengembunan itu didukung oleh inti kondensasi yang terjadi dari partikel padat yang berterbangan di atmosfer. penaikan massa udara itu disebabkan udara menjadi rigan atau kareana terdesak naik pada lereng pegunugan. apabila suhu udara turun sampai titik kondensasi uap air dalam udara akan menjadi titik-titik air yag menjadi garis tengah antara 0,004-0,008 mm, seperti yang terdapat dalam awan. apabila butir-butir itu bergabung menjadi lebih besar, maka akan turun ke permukaan bumi sebagai hujan. titik-titik air hujan umumnya bejari-jari 0,3-3mm dan pada hujan rintik-rintik berjari-jari antara 0,04-0,3mm.
Definisi hujan yang lain, menurut Wikipedia (2008) adalah merupakan satu bentuk presipitasi, atau turunan cairan dari angkasa, seperti salju, hujan es, embun dan kabut. Hujan terbentuk apabila titik air yang terpisah jatuh ke bumi dari awan. Tidak semua air hujan sampai ke permukaan bumi, sebagian menguap ketika jatuh melalui udara kering, sejenis presipitasi yang dikenali sebagai virga.
Hujan ialah peristiwa sampainya air dalam bentuk cair maupun padat yang dicurahkan dari atmosfer ke permukaan bumi. Garis pada peta yang menghubungkan tempat-tempat yang mempunyai curah hujan yang sama disebut Isohyet (www.dikmenum.go.id).
Hujan memainkan peranan penting dalam kitaran hydrologik di mana kelembaban dari laut menguap, bertukar menjadi awan, terkumpul menjadi awan, lalu turun kembali ke bumi, dan akhirnya kembali ke laut melalui sungai dan anak sungai untuk mengulangi daur ulang itu semula.
Jumlah air hujan diukur menggunakan pengukur hujan. Ia dinyatakan sebagai kedalaman air yang terkumpul pada permukaan rata, dan diukur kurang lebih 0.25mm.
Air hujan sering digambarkan sebagai berbentuk "lonjong", lebar di bawah dan menciut di atas, tetapi ini tidaklah tepat. Air hujan kecil hampir bulat. Air hujan yang besar menjadi semakin leper, seperti roti hamburger; air hujan yang lebih besar berbentuk payung terjun. Air hujan yang besar jatuh lebih cepat berbanding air hujan yang lebih kecil.
Beberapa kebudayaan telah membentuk kebencian kepada hujan dan telah menciptakan pelbagai peralatan seperti payung dan baju hujan. Banyak orang juga lebih gemar tinggal di dalam rumah pada hari hujan.
Biasanya hujan memiliki kadar asam pH 6. Hujan di bawah pH 5.6, dianggap hujan asam.
Banyak orang menganggap bahwa bau yang dicium pada saat hujan dianggap wangi atau menyenangkan. Sumber dari bau ini adalah petrichor, minyak yang diproduksi oleh tumbuhan, kemudian diserap oleh batuan dan tanah, dan kemudian dilepas ke udara pada saat hujan. Alat untuk mengukur banyaknya curah hujan disebut Rain gauge.
Curah hujan yang jatuh di wilayah Indonesia dipengaruhi oleh beberapa faktor antara lain:
- bentuk medan/topografi
- arah lereng medan
- arah angin yang sejajar dengan garis pantai
- jarak perjalanan angin di atas medan datar.
Apakah itu Cuaca? Apakah itu Cuaca? Reviewed by Sastra Project on December 24, 2012 Rating: 5

No comments:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.