Konsep diri akademik merupakan bagian dari aspek psikologis yang menjadi bidang kajian psiko humanistik. Dalam psikologi secara umum konsep diri merujuk pada komposisi ide, perasaan, dan sikap orang mengenai dirinya sendiri. Dalam kata lain juga dapat disebut sebagai persepsi seseorang mengenai dirinya sendiri (Woolfolk & Nicolich, 2004: 121 dalam Widarsa, 201047). Kosep diri juga didefinisikan sebagai the phsical, social and phsycological perception of ourselves that we have derived from experience and our interaction with other (William D. Brooks 1974:40). Konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya sendiri diman persipsinya dapat berupa psikologi, sosial dan fisis.
Konsep diri itu harus dibedakan dengan istilah kepribadian. Kepribadian itu terbentuk berdasarkan penglihatan orang lain terhadap diri individu yang lain, jadi pandangan dari luar. Konsep diri sebaliknya, merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu sendiri, jadi pandangan dari dalam. (Rais, 1985. dalam Atiyah 2001).
Proses belajar mengajar melalui discopery inquiry dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Setiap siswa memiliki konsep diri (self-concept). Jika konsep diri siswa baik, maka secara psikologis siswa merasa aman, terbuka terhadap pengalaman baru, lebih kreatif, dan pada umumnya memiliki mental yang sehat. Pembentukan konsep diri sangat diperlukan dalam upaya membentuk manusia seutuhnya yang merupakan cita-cita pembangunan bangsa (Sadia, 1992). Aspek diri anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan selajan dengan bertambahnya usia mereka. Kemudian terjadi peningkatan fungsi dari berbagai aspek fisik tersebut. Bersamaan itu terjadi perkembangan yang bersifat psikis yang meliputi aspek psikologis dan sosial. Indikatornya adalah, mereka lebih bertanggung jawab, mandiri, mampu beradaptasi, keinginan berkreasi, mengembangkan kemampuan diri hingga kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dihargai. (Murmanto, 2007). Konsep diri berkaitan erat individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan, serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain. Konsep diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu
Konsep diri merupakan penilaian terhadap diri sendiri dan bukan hanya sekedar gambaran deskriptif. Perkembangan konsep diri dapat diartikan sebagai diri yang dilihat, dirasakan, dan dialami seseorang. Pada dasarnya apa yang dipercayai dan diyakini seseorang terhadap dirinya sendiriakan sangat berpengaruh terhadap prilaku orang bersangkutan. Jika seseorang percaya dan yakin bahwa dirinya adalah jujur maka orang bersangkutan akan bertindak dan berprilaku sesuai dengan apa yang dia yakini. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap konsep diri, faktor eksternal seperti lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap konsep diri anak. Shavelson dan koleganya dalam Widarsa, 2010:49 mengemukakan bahwa konsep diri dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni: konsep diri akademis dan non akademis.
Brooks mendefinisikan konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Persepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologis, sosial, dan fisik (Rakhmat, dalam Atiyah, 2001). Menurut Rogers (dalam Cremers, 1987) konsep diri adalah merupakan suatu bentuk konseptual yang tetap dan teratur yang dibentuk oleh persepsi-persepsi tentang kekhasan-kekhasan dari I atau me dan persepsi tentang hubungan antara I dan me dengan yang lain, dengan beberapa aspek hidup, bersama dengan nilai-nilai yang dimiliki persepsi-persepsi ini. Semakin baik konsep diri maka semakin mudah seseorang untuk berhasil. Konsep diri seseorang dapat dilihat dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal-hal menantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berharga. Konsep diri secara umum sebagai keyakinan pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia menyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kondsep diri meliputi: konsep diri fisik, dan konsep diri psikologis. Konsepdiri psikologis debedakan lagi atas konsep diri akademik dan konsep diri sosial
Konsep diri akademis didasarkan pada seberapa baik siswa berprilaku dalam wilayah akademis yang berbeda. Pada sisi non akademis konsep diri didasarkan pada hubungan dengan teman sebaya dan orang orang penting lainnya pada kondisi emosional dan pada kualitas fisik. Huit (2004) dalam Widarsa, (2010:50) menjelaskan bahwa konsep diri akademik menunjukan seberapa baik performa individu di sekolah atau seberapa baik dirinya belajar. Konsep diri akademik sangat tergantung pada cara seseorang mengartikan kberhasilan dan kegagalan mereka yang disebut sebagai Achievement attribution (Shaffer, 2002) Konep diri dapat diartikan sebagai diri yang dilihat, dirasakan, dan dialami seseorang. Dalam situasi pembelajaran apa yang dipercayai oleh guru pada dirinya sendiri tentu akan berdampak signifikan terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada mutu sangat membutuhkan rasa percaya diri yang muncul dari dalam diri pendidik (guru). Sikap percaya diri, jujur dalam melaksanakan proses pembealajaran merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi setiap komponen pendidikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan.
Seorang yang yakin bahwa dia merasa percaya diri dalam melaksanakan proses pembelajaran maka dalam praktiknya orang tersebut cendrung melaksanakan proses pembelajran dengan rasa percaya diri yang diyakninya. Begitu pula jika guru yang yakin dengan apa yang dilakukan oleh guru bersangkutan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilandasi dengan kejujuran maka apa yang dilakukan oleh guru tersebut dalam melaksanakan proses pendidikan cenrung berprilaku dengan apa yang diyakini. Menurut Huit, 2004 dalam Widarsa, 50 menyatakan bahwa Konsep diri akademik menunjukan seberapa baik performa individu di sekolah atau seberapa baik dirinya belajar. Konsep diri akademik sangat tergantung pada car seseorang mengartikan keberhasilan dan kegagalan mereka yang disebut dengan achievement attribution (Shaffer, 2002 dalam Widarsa, 2009:50).
Hattie mendefinisikan konsep diri akademik sebagai penilaian individu dalam bidang akademik (Kavale dan Mostert dalam Widarsa, 2009:50) Penilaian tersebut meliputi kemampuan dalam mengikuti pelajaran dan berprestasi dalam bidang akademik yang dicapai individu dan aktivitas individu di sekolah atau di dalam kelas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri akademik merupakan konsep dasar yang mampu mengarahkan, menuntun prilaku individu yang meliputi kepercayaan individu terhadapa masing masing diri individu, melihat harga diri masing masing individu oleh individu bersangkutan, memberikan tanggapan terhadap diri sendiri leh individu, melihat keberadaab hubungan dengan kemampuan dan prestasi akademik, kemampuan belajar dan bekerja di sekolah, mengerjakan tugas, tugas sekolah serta tanggapan ats prestasi yang dicapai. Pada intinya konsep diri akademik guru dapat dilihat dari rasa percaya diri guru, perasaan diri guru terhadap harga dirinya, tanggapan guru terhadap orang lain, hal hal yang berkaitan dengan kemampuan dan prestasi dalam bidang akademik, kemampuan guru belajar dan bekerja disekolah oleh diri sendiri, mengerjakan tugas tugas sekolah, dari uraian tersebut akan diperoleh indicator dalam penyusunan kuisioner konsep diri akademik guru.
Konsep diri itu harus dibedakan dengan istilah kepribadian. Kepribadian itu terbentuk berdasarkan penglihatan orang lain terhadap diri individu yang lain, jadi pandangan dari luar. Konsep diri sebaliknya, merupakan sesuatu yang ada dalam diri individu sendiri, jadi pandangan dari dalam. (Rais, 1985. dalam Atiyah 2001).
Proses belajar mengajar melalui discopery inquiry dapat membentuk dan mengembangkan konsep diri siswa. Setiap siswa memiliki konsep diri (self-concept). Jika konsep diri siswa baik, maka secara psikologis siswa merasa aman, terbuka terhadap pengalaman baru, lebih kreatif, dan pada umumnya memiliki mental yang sehat. Pembentukan konsep diri sangat diperlukan dalam upaya membentuk manusia seutuhnya yang merupakan cita-cita pembangunan bangsa (Sadia, 1992). Aspek diri anak akan mengalami pertumbuhan dan perkembangan selajan dengan bertambahnya usia mereka. Kemudian terjadi peningkatan fungsi dari berbagai aspek fisik tersebut. Bersamaan itu terjadi perkembangan yang bersifat psikis yang meliputi aspek psikologis dan sosial. Indikatornya adalah, mereka lebih bertanggung jawab, mandiri, mampu beradaptasi, keinginan berkreasi, mengembangkan kemampuan diri hingga kebutuhan untuk mengaktualisasikan diri dihargai. (Murmanto, 2007). Konsep diri berkaitan erat individu termasuk ide, pikiran, kepercayaan, serta keyakinan yang diketahui dan dipahami oleh individu tentang dirinya. Hal ini akan mempengaruhi kemampuan individu dalam membina hubungan dengan orang lain. Konsep diri juga akan dipelajari melalui kontak dan pengalaman dengan orang lain termasuk berbagai tekanan yang dialami individu
Konsep diri merupakan penilaian terhadap diri sendiri dan bukan hanya sekedar gambaran deskriptif. Perkembangan konsep diri dapat diartikan sebagai diri yang dilihat, dirasakan, dan dialami seseorang. Pada dasarnya apa yang dipercayai dan diyakini seseorang terhadap dirinya sendiriakan sangat berpengaruh terhadap prilaku orang bersangkutan. Jika seseorang percaya dan yakin bahwa dirinya adalah jujur maka orang bersangkutan akan bertindak dan berprilaku sesuai dengan apa yang dia yakini. Beberapa faktor yang berpengaruh terhadap konsep diri, faktor eksternal seperti lingkungan akan sangat berpengaruh terhadap konsep diri anak. Shavelson dan koleganya dalam Widarsa, 2010:49 mengemukakan bahwa konsep diri dapat dibedakan menjadi dua bagian yakni: konsep diri akademis dan non akademis.
Brooks mendefinisikan konsep diri adalah pandangan dan perasaan seseorang tentang dirinya. Persepsi tentang diri ini bisa bersifat psikologis, sosial, dan fisik (Rakhmat, dalam Atiyah, 2001). Menurut Rogers (dalam Cremers, 1987) konsep diri adalah merupakan suatu bentuk konseptual yang tetap dan teratur yang dibentuk oleh persepsi-persepsi tentang kekhasan-kekhasan dari I atau me dan persepsi tentang hubungan antara I dan me dengan yang lain, dengan beberapa aspek hidup, bersama dengan nilai-nilai yang dimiliki persepsi-persepsi ini. Semakin baik konsep diri maka semakin mudah seseorang untuk berhasil. Konsep diri seseorang dapat dilihat dari sikap mereka. Konsep diri yang jelek akan mengakibatkan rasa tidak percaya diri, tidak berani mencoba hal-hal baru, tidak berani mencoba hal-hal menantang, takut gagal, merasa diri bodoh, rendah diri, merasa tidak berharga. Konsep diri secara umum sebagai keyakinan pandangan atau penilaian seseorang terhadap dirinya. Seseorang dikatakan mempunyai konsep diri negatif jika ia menyakini dan memandang bahwa dirinya lemah, tidak berdaya, tidak dapat berbuat apa-apa, tidak kompeten, gagal, malang, tidak menarik, tidak disukai, dan kehilangan daya tarik terhadap hidup. Sebaliknya seseorang dengan konsep diri positif akan terlihat lebih optimis, penuh percaya diri, dan selalu bersikap positif terhadap segala sesuatu, juga terhadap kegagalan yang dialami.
Berdasarkan uraian diatas, dapat disimpulkan bahwa aspek-aspek kondsep diri meliputi: konsep diri fisik, dan konsep diri psikologis. Konsepdiri psikologis debedakan lagi atas konsep diri akademik dan konsep diri sosial
Konsep diri akademis didasarkan pada seberapa baik siswa berprilaku dalam wilayah akademis yang berbeda. Pada sisi non akademis konsep diri didasarkan pada hubungan dengan teman sebaya dan orang orang penting lainnya pada kondisi emosional dan pada kualitas fisik. Huit (2004) dalam Widarsa, (2010:50) menjelaskan bahwa konsep diri akademik menunjukan seberapa baik performa individu di sekolah atau seberapa baik dirinya belajar. Konsep diri akademik sangat tergantung pada cara seseorang mengartikan kberhasilan dan kegagalan mereka yang disebut sebagai Achievement attribution (Shaffer, 2002) Konep diri dapat diartikan sebagai diri yang dilihat, dirasakan, dan dialami seseorang. Dalam situasi pembelajaran apa yang dipercayai oleh guru pada dirinya sendiri tentu akan berdampak signifikan terhadap keberhasilan guru dalam melaksanakan proses pembelajaran. Pembelajaran yang berorientasi pada mutu sangat membutuhkan rasa percaya diri yang muncul dari dalam diri pendidik (guru). Sikap percaya diri, jujur dalam melaksanakan proses pembealajaran merupakan hal yang sangat dibutuhkan bagi setiap komponen pendidikan dalam pelaksanaan sistem pendidikan.
Seorang yang yakin bahwa dia merasa percaya diri dalam melaksanakan proses pembelajaran maka dalam praktiknya orang tersebut cendrung melaksanakan proses pembelajran dengan rasa percaya diri yang diyakninya. Begitu pula jika guru yang yakin dengan apa yang dilakukan oleh guru bersangkutan dalam melaksanakan pembelajaran yang dilandasi dengan kejujuran maka apa yang dilakukan oleh guru tersebut dalam melaksanakan proses pendidikan cenrung berprilaku dengan apa yang diyakini. Menurut Huit, 2004 dalam Widarsa, 50 menyatakan bahwa Konsep diri akademik menunjukan seberapa baik performa individu di sekolah atau seberapa baik dirinya belajar. Konsep diri akademik sangat tergantung pada car seseorang mengartikan keberhasilan dan kegagalan mereka yang disebut dengan achievement attribution (Shaffer, 2002 dalam Widarsa, 2009:50).
Hattie mendefinisikan konsep diri akademik sebagai penilaian individu dalam bidang akademik (Kavale dan Mostert dalam Widarsa, 2009:50) Penilaian tersebut meliputi kemampuan dalam mengikuti pelajaran dan berprestasi dalam bidang akademik yang dicapai individu dan aktivitas individu di sekolah atau di dalam kelas.
Berdasarkan uraian diatas maka dapat disimpulkan bahwa konsep diri akademik merupakan konsep dasar yang mampu mengarahkan, menuntun prilaku individu yang meliputi kepercayaan individu terhadapa masing masing diri individu, melihat harga diri masing masing individu oleh individu bersangkutan, memberikan tanggapan terhadap diri sendiri leh individu, melihat keberadaab hubungan dengan kemampuan dan prestasi akademik, kemampuan belajar dan bekerja di sekolah, mengerjakan tugas, tugas sekolah serta tanggapan ats prestasi yang dicapai. Pada intinya konsep diri akademik guru dapat dilihat dari rasa percaya diri guru, perasaan diri guru terhadap harga dirinya, tanggapan guru terhadap orang lain, hal hal yang berkaitan dengan kemampuan dan prestasi dalam bidang akademik, kemampuan guru belajar dan bekerja disekolah oleh diri sendiri, mengerjakan tugas tugas sekolah, dari uraian tersebut akan diperoleh indicator dalam penyusunan kuisioner konsep diri akademik guru.
Konsep Diri Akademik Guru
Reviewed by Sastra Project
on
January 30, 2013
Rating:
ReplyDeleteThank you, your article is very good
viagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta