Perkembangan ilmu Fisika nuklir telah pula membuktikan bahwa aktivitas serupa tapi tak sama, juga terjadi di tingkat inti. Secara alamiah peristiwa ini dapat dijumpai pada atom-atom yang disebut unsur radioaktif. Tinggi rendahnya sifat radioaktif ternyata terkait dengan ketidakseimbangan rasio neutron/proton. Unsur-unsur yang punya neutron lebih banyak dari proton, umumnya bersifat radioaktif yang ditandai oleh adanya gejala peluruhan inti (transmutasi) dalam waktu paruh tertentu. Dengan mekanisme ini, unsur-unsur di alam dapat berubah menjadi unsur lain yang lebih kecil. Oleh teknologi manusia, reaksi inti (atau nuklir) dapat direkayasa dalam suatu reaktor. Berupa reaksi fisi (pembelahan dua inti radioaktif). Bila reaksi inti dibuat
sedemikian rupa, secara berantai dan tak terkendali, dapat menghasilkan energi yang dahsyat dalam bentuk ledakan dan energi panas. Dengan cara inilah bom atom, bom hidrogen dan hulu ledak nuklir dibuat. Besarnya energi yang dihasilkan dirumuskan Albert Einstein yaitu E = m c2.
Di pihak lain, potensi nuklir dapat pula dikendalikan dan dimanfaatkan sebagai sumber iradiasi dan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Cara yang kedua inilah yang kini banyak dipromosikan orang dimana-mana. Diluar bencana maha dahsyat di Hiroshima dan Nagasaki, nuklir telah pula memberikan banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia. Di luar potensinya sebagai penghasil listrik yang “bersih”, nuklir terbukti dapat membantu berbagai upaya manusia dalam kedokteran, pertanian, geologi, antariksa, elektronika, dan ekologi. Antara lain dalam sterilisasi peralatan, pengawetan bahan pangan, pencarian bibit unggul, perunut kebocoran irigasi, serta alat bantu analisa dan instrumentasi proses industri. Studi tentang atom ternyata berhenti di situ. Para fisikawan kontemporer kini tak lagi percaya bahwa elektron, proton dan neurtron sebagi unit terkecil dari suatu atom. Mereka justru melihat ketiganya justru merupakan agregat dari partikel-partikel dasar yang disebut “Quark” dan “Antiquark” membentuk meson, baryon, laambda dan plasma inti berupa proton dan Neutron. Di luar itu, ada pula konsep yang menyebutnya subpartikel muon, neutrino, antineutrino, lepton dan lain-lain, istilah fisika partikel. Tapi, bagaimana sifat dan karakteristik partikel-partikel dasar itu sesungguhnya hingga kini masih dipelajari para ahli.
sedemikian rupa, secara berantai dan tak terkendali, dapat menghasilkan energi yang dahsyat dalam bentuk ledakan dan energi panas. Dengan cara inilah bom atom, bom hidrogen dan hulu ledak nuklir dibuat. Besarnya energi yang dihasilkan dirumuskan Albert Einstein yaitu E = m c2.
Di pihak lain, potensi nuklir dapat pula dikendalikan dan dimanfaatkan sebagai sumber iradiasi dan PLTN (Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir). Cara yang kedua inilah yang kini banyak dipromosikan orang dimana-mana. Diluar bencana maha dahsyat di Hiroshima dan Nagasaki, nuklir telah pula memberikan banyak manfaat bagi kesejahteraan manusia. Di luar potensinya sebagai penghasil listrik yang “bersih”, nuklir terbukti dapat membantu berbagai upaya manusia dalam kedokteran, pertanian, geologi, antariksa, elektronika, dan ekologi. Antara lain dalam sterilisasi peralatan, pengawetan bahan pangan, pencarian bibit unggul, perunut kebocoran irigasi, serta alat bantu analisa dan instrumentasi proses industri. Studi tentang atom ternyata berhenti di situ. Para fisikawan kontemporer kini tak lagi percaya bahwa elektron, proton dan neurtron sebagi unit terkecil dari suatu atom. Mereka justru melihat ketiganya justru merupakan agregat dari partikel-partikel dasar yang disebut “Quark” dan “Antiquark” membentuk meson, baryon, laambda dan plasma inti berupa proton dan Neutron. Di luar itu, ada pula konsep yang menyebutnya subpartikel muon, neutrino, antineutrino, lepton dan lain-lain, istilah fisika partikel. Tapi, bagaimana sifat dan karakteristik partikel-partikel dasar itu sesungguhnya hingga kini masih dipelajari para ahli.
Suatu reaksi tergolong ke dalam reaksi nuklir karena terjadi di dalam inti. Kondisi inti setelah memancarkan partikel adalah inti dalam keadaan tak stabil, dengan demikian dia akan melakukan peluruhan sehingga hukum-hukum peluruhan berlaku. Kondisi inti setelah mengalami reaksi inti adalah berbeda dengan inti target. Perubahan inti target ini disebut dengan transmutasi. Inti target berubah karena proses reaksi nuklir. Hal itu akibat ditembak oleh partikel sehingga menghasilkan inti yang berbeda dengan inti target. Reaksi transmutasi adalah reaksi pada proses perubahan inti target.
Untuk penjelasan lebih lengkap silakan download makalahnya secara gratis disini >>
Petunjuk download di scribd klik disini >>
Petunjuk download di scribd klik disini >>
Fisika Inti: Reaksi Nuklir
Reviewed by Sastra Project
on
March 11, 2013
Rating:
ReplyDeleteThank you, your article is very good
viagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta