Teori Belajar Bermakna

Ausubel menyatakan bahwa belajar merupakan asimilasi bermakna, di mana ketika seorang siswa sedang belajar, materi yang dipelajarinya diasimilasikan dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki sebelumnya. Faktor motivasi dan pengalaman emosional sangat penting bagi siswa dalam kegiatan belajar, sebab tanpa motivasi dan keinginan yang kuat dari pebelajar, maka tidak akan terjadi asimilasi pengetahuan. Menurut Dahar (1989), belajar bermakna merupakan suatu proses dikaitkannya informasi baru pada konsep-konsep relevan yang terdapat dalam struktur kognitif seseorang.


Ausubel berpendapat bahwa pembelajaran bermakna membangun struktur kognitif seseorang dengan mengasimilasi konsep-konsep baru ke dalam konseptual seseorang. Walaupun kita tidak mengetahui mekanisme biologis tentang memori atau disimpannya pengetahuan, kita mengetahui bahwa informasi disimpan di daerah-daerah tertentu dalam otak. Berlangsungnya pembelajaran, menghasilkan perubahan-perubahan dalam sel-sel otak, terutama sel-sel yang telah menyimpan informasi yang mirip dengan informasi yang sedang dipelajari

Budiningsih (2005) menyatakan bahwa pada kenyataannya teori-teori belajar yang sudah ada selama ini lebih cenderung menekankan belajar yang sifatnya asosiatif atau belajar menghafal. Hal yang seperti demikian juga yang tidak jarang terjadi oleh siswa dalam kegiatan pembelajaran, khususnya pembelajaran Fisika. Belajar yang seperti demikian tidak akan bermakna bagi siswa, di mana seharusnya belajar merupakan asimilasi informasi atau materi baru dan dihubungkan dengan pengetahuan yang telah dimiliki siswa dalam bentuk struktur kognitif. Bagaimana cara siswa mengasimilasikan materi pelajaran yang diperolehnya, dalam hal ini Ausubel (dalam Dahar, 1989) mengklasifikasikan dimensi belajar menjadi dua di mana dimensi pertama berhubungan dengan cara informasi atau materi pelajaran disajikan pada siswa melalui penerimaan atau penemuan, sedangkan dimensi kedua menunjukkan bagaimana cara siswa dapat mengaitkan informasi yang diterimanya pada pada struktur kognitif siswa itu sendiri. Adapun struktur kognitif yang dimaksud adalah sekumpulan fakta-fakta, konsep-konsep, dan generalisasi-generalisasi yang telah dipelajari dan diingat oleh siswa (Dahar, 1989).

Belajar secara penerimaan sering dikaitkan dengan belajar hafalan, di mana terdapat asumsi yang mengatakan bahwa belajar secara bermakna hanya akan terjadi apabila siswa mampu menemukan sendiri konsep-konsep penting dalam materi yang dipelajarinya. Namun menurut Ausubel, belajar secara penerimaan tidak selalu terkait dengan hafalan. Justru belajar secara penerimaan pun dapat dibuat bermakna, yaitu dengan menjelaskan hubungan antara konsep-konsep. Sebaliknya belajar penemuan adalah belajar yang rendah kebermaknaannya dan merupakan belajar hafalan jika ini diterapkan pada siswa, sebab secara pasti, siswa akan memecahkan suatu hanya dengan coba-coba seperti menebak suatu teka-teki. Belajar penemuan yang memang benar-benar bermakna hanya dapat ditemukan pada kegiatan penelitian ilmiah. Jadi pada intinya sesuai dengan teori Ausubel, bagaimana mewujudkan pembelajaran yang bermakna dalam pembelajaran Fisika, yaitu dengan proses mengaitkan informasi baru pada struktur kognitif siswa. Bagi guru atau pengajar, sangat penting untuk mengetahui konsep apa saja yang sudah tertanam dalam kognitif para anak didiknya sebelum kegiatan belajar di mulai, karena dengan demikian guru dapat meluruskan berbagai miskonsepsi yang ada dan pembelajaran Fisika secara bermakna akan dapat menanamkan konsep yang lebih permanen dalam kognitif siswa dibandingkan hanya dengan belajar menghafal. Ausubel sangat menekankan agar para guru mengetahui konsep-konsep yang telah dimiliki para siswa supaya belajar bermakna dapat berlangsung (Dahar, 1989). Pembelajaran bermakna berguna untuk menumbuhkan kemampuan belajar aktif pada diri siswa dan menggali kemampuan siswa serta guru untuk bersama-sama berkembang dalam berbagai pengetahuan keterampilan dan pengalaman. Passmore et al (2011) untuk memperoleh skema kognitif dan menargetkan pemahaman yang mendalam dalam pembelajaran bermakna digunakanlah peta konsep.


Klik "Show" Untuk Melihat referensi


Arruarte, A., Elorriaga, J. A., Calvo, I., & Larranaga, M. 2012. Computer-based concept maps for enabling multilingual education in computer science: A Basque, English and Spanish languages case. Australasian Journal of Educational Technology. 28(5): 793–808. Tersedia pada http://cmc.ihmc. us/papers/cmc2004-271.pdf

Dahar, R. W. 1989. Teori-teori belajar. Bandung: Erlangga.
Teori Belajar Bermakna Teori Belajar Bermakna Reviewed by Sastra Project on July 02, 2013 Rating: 5

1 comment:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.