Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization)

TAI merupakan salah satu model pembelajaran kooperatif yang dipadukan dengan pembelajaran individu (Slavin, 2008). Individualisasi diperlukan karena siswa memasuki kelas dengan pengetahuan, kemampuan, dan motivasi yang sangat beragam (Waryuman et al, 2010). Dasar pemikiran Slavin (2008) merancang model ini adalah untuk mengadaptasikan pembelajaran terhadap perbedaan individu berkaitan dengan kemampuan siswa dan pencapaian prestasi siswa. Slavin (dalam Suarnovitarini, 2012) menyatakan bahwa TAI mempunyai beberapa keunggulan, yaitu (1) meningkatkan hasil belajar, (2) meningkatkan motivasi belajar pada diri siswa, (3) mengurangi perilaku yang negatif, dan (4) membantu siswa yang lemah.
TAI dirancang untuk memuaskan kriteria guna menyelesaikan masalah-masalah teoretis dan praktis sistem pengajaran individual sebagai berikut (Slavin, 2008).

a. Dapat meminimalisir guru dalam pemeriksaan dan pengelolaan rutin.

b. Guru setidaknya akan mengahabiskan separuh dari waktunya untuk mengajar kelompok-kelompok kecil.

c. Operasional program tersebut akan sedemikian sederhananya sehingga para siswa dapat melakukannya.

d. Para siswa akan termotivasi untuk mempelajari materi-materi yang diberikan dengan cepat dan akurat, siswa tidak akan bisa berbuat curang atau menemukan jalan pintas.

e. Tersedianya banyak pengecekan penguasaan supaya para siswa jarang menghabiskan waktu mempelajari kembali materi yang sudah mereka kuasai atau menghadapi kesulitan serius yang membutuhkan bantuan guru.

f. Para siswa akan melakukan pengecekan satu sama lain.

g. Mudah dipelajari baik oleh guru maupun siswa, tidak mahal, fleksibel, dan tidak membutuhkan guru tambahan ataupun tim guru.

h. Dengan membuat para siswa bekerja dalam kelompok, dengan status yang sejajar, program ini akan membangun kondisi untuk terbentuknya sikap positif pada siswa-siswa yang cacat akademik.

Keberhasilan penerapan TAI terbukti dengan adanya penelitian yang dilakukan tahun 1983 oleh Slavin, Madden, Oishi, dan Leavey. Hal yang dapat disimpulkan dalam penelitian tersebut adalah TAI mampu meningkatkan prestasi belajar siswa dan perilaku siswa dalam pembelajaran (Slavin, 2009). Hal ini didukung oleh penelitian yang dilaksanakan oleh Yusuf et al (2012), Junaedi dan Huda (2010), dan Utami (2012). 

Model pembelajaran TAI terdiri atas delapan komponen sebagai berikut (Slavin dalam Utami, 2012).

1) Mempelajari materi pelajaran
Siswa mempelajari materi pelajaran yang telah disiapkan oleh guru.

2) Tes penempatan 
Tes yang diberikan kepada siswa untuk mengetahui kelemahan siswa pada bagian materi tertentu. 

3) Pembentukan kelompok
Guru mengisyaratkan siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa.

4) Belajar Kelompok 
Setiap kelompok mendiskusikan materi yang sudah dipelajari oleh masing-masing individu. Setiap kelompok harus memastikan bahwa setiap anggotanya paham tentang materi yang sudah dipelajari.

5) Skor dan penghargaan kelompok
Guru memberikan skor dan penghargaan terhadap kelompok yang hasil diskusi kelompoknya bagus. Skor ini didasarkan pada jumlah rata-rata unit yang tercakup oleh anggota kelompok dan akurasi tes unit. 

6) Refleksi
Guru menberikan penegasan terhadap materi yang sudah dipelajari. Guru menerangkan materi yang sudah dipelajari agar siswa lebih yakin dan mantap terhadap materi yang dipelajari.

7) Tes akhir
Guru memberikan posttest yang dikerjakan secara individu untuk mengukur pemahaman siswa terhadap materi yang sudah dipelajari.

8) Unit keseluruhan
Setiap akhir pembelajaran guru mengevaluasi pembelajaran yang dilihat berdasarkan hasil belajar yang diperoleh siswa.

Langkah-langkah model pembelajaran kooperatif tipe TAI sebagai berikut (Widyantini, 2006).

1) Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi pembelajaran secara individu yang sudah dipersiapkan oleh guru.

2) Guru memberikan tes awal secara individu kepada siswa untuk mendapatkan skor dasar atau skor awal. 

3) Guru mengisyaratkan siswa untuk membentuk kelompok heterogen yang terdiri atas 4-5 siswa.

4) Hasil belajar siswa secara individu didiskusikan dalam kelompok. Setiap anggota kelompok saling memeriksa jawaban teman satu kelompok.

5) Guru memfasilitasi siswa dalam membuat rangkuman, mengarahkan, dan memberikan penegasan pada materi pembelajaran yang telah dipelajari.

6) Guru memberikan kuis kepada siswa secara individu.

7) Guru memberi penghargaan kepada kelompok berdasarkan perolehan nilai peningkatan hasil belajar individu dari skor dasar ke skor kuis berikutnya.

referensi:

Slavin, R. E. 2008. Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Slavin, R. E. 2009. Cooperative learning: Teori, riset, dan praktik. Bandung: Nusa Media.

Waryuman, D. R., Rohendi, D., & Sutarno, H. 2010. Penerapan metode pembelajaran team assisted individualization untuk meningkatkan hasil belajar siswa pada mata pelajaran teknologi informasi dan komunikasi. Kumpulan Skripsi Pendidikan Ilkom UPI. 36-40. Tersedia pada http://cs.upi.edu/uploads/paper_skripsi_dik/PENERAPAN%20TAI%20pada%20TIK_devy%20.pdf.

Yusuf, M. O., Gambari, I. A., & Olumorin, C. O. 2012. Effectiveness of computer-supported cooperative learning strategies in learning physics. International Journal of Social Science & Education. 2(2). 94-109. Tersedia pada http://ijsse.com/sites/default/files/issues/2012/.../Paper-11/Paper-11.pdf.
Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TAI (Team Assisted Individualization) Reviewed by Sastra Project on April 16, 2016 Rating: 5

No comments:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.