Model Pembelajaran Siklus Belajar 7E

Salah satu model pembelajaran yang sesuai dengan paradigma konstruktivistik sehingga mampu meningkatkan keterlibatan siswa dalam pembelajaran adalah model siklus belajar. Model siklus belajar (learning cycle model) merupakan suatu strategi pembelajaran yang berbasis pada paham konstruktivisme dalam belajar, dengan asumsi dasar bahwa “pengetahuan dibangun di dalam pikiran pebelajar” (Bodner dalam Sadia, 2009). Dasar pemikiran para konstruktivis adalah bahwa proses pembelajaran yang efektif menghendaki agar guru mengetahui bagaimana para siswa memandang fakta dan fenomena yang menjadi subjek pembelajaran. Proses pembelajaran harus dikembangkan dari gagasan yang telah ada pada diri siswa (prior knowledge) melalui langkah-langkah intermediasi dan berakhir pada gagasan baru yang telah mengalami modifikasi (Sadia, 2009).

Model siklus pembelajaran adalah prosedur mengajar yang diciptakan untuk memenuhi persyaratan sifat pengajaran ilmu pengetahuan dan sifat pelajar. Siklus belajar memulai anak melalui penyelidikan ilmiah dengan memungkinkan mereka untuk pertama mengeksplorasi bahan, kemudian membangun sebuah konsep, dan akhirnya menerapkan konsep ini untuk ide-ide baru. Siklus belajar didasarkan pada teori Piaget dan melibatkan pendekatan konstruktivis untuk mengajar (Soomro et al, 2010).

Model siklus belajar (learning cycle model) terdiri atas tiga fase aktivitas belajar yang dapat digunakan untuk memotivasi siswa dalam memahami gejala - gejala alam yang kompleks melalui pengalaman langsung. Melalui model siklus belajar para siswa akan memperoleh kesempatan untuk memberi penjelasan dan mengemukakan argumentasinya, melakukan interprestasi, dan memperbaiki gagasannya (Ramsey dalam Sadia, 2009). 

Siklus belajar merupakan model pembelajaran kontruktivisme yang di kembangkan oleh Robert Karplus dan Curriculum Improvenment Study (SCIS) dari Universitas California, Berkeley tahun 1970-an (Rahayu dalam Worotitjan, 2010). Pada awalnya model ini memilih tiga fase yaitu exploitation (mengidentifikasi), invention (menemukan) dan discovery (penemuanm kembali), yang kemudian istilahnya diganti dengan exploration (mejelajahi), concept introduction (pengenalan konsep) concept aplication (mengaplikasi konsep). Walaupun istilah ini digunakan untuk ketiga fase ini berbeda akan tetapi tujuan dan pedagoginya masih tetap sama. Setiap fase memiliki fungsi khusus yang dimaksudkan untuk menyumbang proses belajar dikaitkan dengan asumsi tentang aktivitas mental dan fisik siswa serta strategi yang digunakan guru. Ketiga fase tersebut dimaksudkan jika pada tahap aplikasi konsep ternyata target pembelajarn belum tercapai, maka diulang kembali ke tahap eksplorasi, lalu dilanjutkan dengan tahap pengenalan konsep, dan diakhiri dengan tahap aplikasi konsep. Artinya ketiga tahapan itu berbentuk siklus. Tetapi jika pada tahap aplikasi konsep target pembelajar sudah tercapai, maka proses pembelajaran dilanjutkan ke konsep atau materi ajar berikutnya.

Model tersebut selanjutnya dikembangkan dan dirinci lagi menjadi lima fase yang dikenal denga sebutan model 5E. Zziwa et al. (2011) menyatakan tahapan dari model siklus belajar 5E yaitu engage (brainstorming dengan mengajukan pertanyaan (pertanyaan terbuka untuk melibatkan siswa dalam kegiatan ini), explore (siswa akan mengeksplorasi kegiatan yang akan dilakukan dengan bimbingan kepada guru), explain (siswa akan membahas semua faktor yang mempengaruhi hasil kegiatan), elaboration (siswa menerapkan sebuah konsep pada konteks lain dan memperluas pemahaman dan keterampilan mereka), dan evaluation (siswa menilai pengetahuan dan keterampilan). Berdasarkan kesuksesan siklus belajar model 5E dan instruksional (Bybee dalam Worotitjan, 2010) yang meneliti tentang bagaimana orang belajar dari penelitian mendengar dan mengembangkan kurikulum yang menuntut bahwa model 5E dapat dipeluas lagi menjadi “model 7E”. Perubahan ini tidak untuk mempersulit tetapi untuk memastikan bahwa guru tidak mengabaikan fase penting dalam pembelajaran.

Model siklus belajar 7E ini dikembangkan dari model siklus belajar 5E yang didasarkan pada filosofi pembelajaran konstruktivis. Standar Proses (Permendiknas No. 41 Tahun 2007 Tentang Standar Proses) di dalamnya dikembangkan pembelajaran siklus. Dalam model siklus belajar 7E, siswa sendirilah yang aktif secara mental membangun pengetahuannya, sedangkan guru lebih berperan sebagai fasilitator atau mediator pembelajaran. Kocakaya & Gonen (2010) menyatakan bahwa dengan menggunakan model konstruktivis 7E (excite, explore, explain, expand, extend, exchange, and examine) guru akan lebih mampu mengartikulasikan tujuan pendidikan untuk mereka seleksi dan mempertahankan kesesuaian teknologi yang dipilih.

Model siklus belajar 7E memiliki beberapa kelebihan, yaitu: 1) merangsang siswa untuk mengingat kembali materi pelajaran yang telah mereka dapatkan sebelumnya, 2) memberikan motivasi kepada siswa untuk menjadi lebih aktif dan menambah rasa keingintahuan, 3) melatih siswa belajar menemukan konsep melalui kegiatan eksperimen, 4) melatih siswa untuk menyampaikan secara lisan konsep yang telah mereka pelajari, 5) memberikan kesempatan kepada siswa untuk berpikir, mencari, menemukan dan menjelaskan contoh penerapan konsep yang telah dipelajari, 6) guru dan siswa menjalankan tahapan-tahapan pembelajaran yang saling mengisi satu sama lainnya, 7) guru dapat menerapkan model ini dengan metode yang berbeda-beda (Lorsbach & Huang dalam Susilawati et al., 2010). Ketujuh tahapan model siklus belajar 7E seperti yang diuraikan berikut ini (Kocakaya & Gonen, 2010).

(1) Excite (menggairahkan)

Tahap ini konsep awal siswa akan dicoba untuk diidentifikasi. Kegiatan pada tahan ini yaitu menangkap perhatian siswa, merangsang pemikiran mereka dan membantu mereka mengakses pengetahuan sebelumnya. Sebuah pertanyaan yang berisi peristiwa berbeda, pertanyaan pemanasan, pertanyaan yang berhubungan dengan kesalahpahaman diajukan kepada siswa.

(2) Explore (jelajahi)

Bagian ini berisi latihan interaktif yang dirancang bagi siswa untuk mengeksplorasi konsep yang akan diperkenalkan dalam pelajaran. Fase ini siswa mengeksplorasi ide-ide dengan membuat pengamatan. Tahapan kedua ini, siswa melakukan penyelidikan atau percobaan.

(3) Explain (jelaskan)

Bagian ini siswa diberikan kesempatan untuk menjelaskan konsep-konsep yang terkait dengan pelajaran yang diberikan dengan dukungan dari animasi, model 2D dan 3D, flash, java dan lain-lainnya. Mereka disarankan untuk menemukan pola, keterkaitan antar konsep, dan menjawab permasalahan-permasalahan yang ditemukan.

(4) Expand (memperluas)

Bagian ini memberi kesempatan pada siswa untuk memperluas dan memperkuat pemahaman konsep mereka dan atau menerapkannya pada situasi dunia nyata. Kegiatan guru adalah memberikan pre-tes, post-test, pekerjaan rumah (PR) untuk setiap pelajaran. Siswa disarankan untuk membaca dan membuka link web untuk pelajaran sebagai kegiatan belajar tambahan.

(5) Extend (memperpanjang)

Penambahan fase memperluas ke fase memperpanjang dimaksudkan untuk secara eksplisit mengingatkan pentingnya guru bagi siswa untuk berlatih transfer belajar. Guru perlu memastikan bahwa pengetahuan diterapkan dalam konteks yang baru dan tidak terbatas pada elaborasi sederhana.

(6) Exchange (pertukaran)

Merancang latihan interaktif, percobaan bagi siswa untuk menerapkan konsep secara sistemik dalam situasi yang baru. Bagian ini digunakan perangkat lunak yaitu download dari situs yang berkualitas tentang fisika.

(7) Examine (memeriksa)

Bagian memeriksa, guru menilai pengetahuan dan keterampilan siswa. Tahap ini bermanfaat bagi guru untuk mengamati apakah para siswa memperoleh konsep-konsep yang terkait dengan pelajaran dengan benar atau tidak. Agar dapat mewujudkan tujuan tersebut, guru menyediakan pertanyaan-pertanyaan dalam bentuk lembaran sehingga guru dapat dengan mudah memberikan pertanyaan-pertanyaan kepada siswa. Setelah bagian evaluasi, guru akan memiliki beberapa ide tentang tingkat pemahaman siswa di kelas.

Melalui tahap-tahap model siklus belajar 7E, siswa dibimbing dan diarahkan untuk memulai aktivitas dengan melakukan pengamatan terhadap demonstrasi untuk membangun dasar pengetahuan siswa, mengajukan hipotesis sebelum eksperimen, melakukan eksperimen, dan diakhiri dengan menarik suatu kesimpulan serta menghubungkan konsep yang dipelajari dengan konsep lain. Dengan dilaluinya tahapan-tahapan tersebut, maka aspek kognitif, afektif, dan psikomotorik siswa dapat tergali dan ditingkatkan secara bersama (Susilawati et al., 2010). Secara umum langkah-langkah pembelajaran model siklus belajar 7E sesuai dengan Tabel

Langkah-langkah Pembelajaran Model Siklus Belajar 7E

Tahapan Siklus Belajar 7E
Kegiatan Pembelajaran
(1)
(2)
Tahap Excite
·         Guru menugaskan siswa untuk membentuk kelompok yang beranggotakan 4-5 orang.
·         Guru menangkap perhatian siswa, merangsang pemikiran mereka dan membantu mereka mengakses pengetahuan sebelumnya.
·         Guru mengajukan pertanyaan pemanasan atau pertanyaan yang berhubungan dengan kesalahpahaman.

(1)
(2)
Tahap Explore
·         Guru memberikan LKS kepada siswa untuk mengeksplorasi konsep yang akan diperkenalkan dalam pelajaran.
·         Siswa mengeksplorasi ide-ide dengan membuat pengamatan.
Tahap Explain
·         Guru memantau sikap dan aktivitas siswa selama proses pembelajaran.
·         Siswa menjelaskan konsep-konsep terkait pelajaran yang dalam hal ini didukung dengan program animasi, flash dll.
Tahap Expand
·         Siswa mengajukan pertanyaan baru dengan bantuan pengetahuan sebelumnya, membuat keputusan, dan desain eksperimen.
·         Guru membimbing siswa selama kegiatan dengan memberikan beberapa informasi.
Tahap Extend
·         Siswa membangun konsep-konsep baru dan menghubungkan dengan pengetahuan mereka sebelumnya berdasarkan tayangan video atau animasi yang telah ditampilkan.
Tahap Exchange
·         Siswa menerapkan konsep dan keterampilan dalam situasi yang berbeda dan mampu mempresentasikan hasil temuannya.
Tahap Examine
·         Guru menilai pengetahuan dan keterampilan siswa dengan memberikan pertanyaan kepada siswa baik secara lisan maupun tertulis.

Klik "Show" Untuk Melihat referensi
Gonen, S. & Kocakaya, S. 2010. A physics lesson designed according to 7E model with the help of instructional technology (lesson plan). Turkish Online Journal of Distance Education. 11(1). 98-113. Terdapat pada http://www.eric.ed.gov/PDFS/EJ886456.pdf.

Huang, K J., Liu, T C., Graf, S., & Lin, Y C. 2008. Embedding mobile technology to outdoor natural science learning based on the 7e learning cycle. The Nation Science Council of The Republic of China, Taiwan. Tersedia pada http://sgraf.athabascau.ca/publications/huang_liu_graf_lin_EdMedia08.pdf.

Kocakaya, S. & Gonen, S. 2010. The effects of computer-assisted instruction designed according to 7e model of constructivist learning on physics student teachers‘ achievement, concept learning, self-efficacy perceptions and attitudes. Turkish Online Journal of Distance Education. 11(3). Terdapat pada http://tojde.anadolu.edu.tr/tojde39/pdf/article_12.pdf.

Sadia, I W. 2009. Model siklus belajar (learning cycle model). Makalah (tidak diterbitkan). Disajikan pada Diklat strategi pembelajaran inovatif bagi guru fisika di lingkungan dinas pendidikan Provinsi Bali tanggal 22 s/d 27 Agustus 2009.

Soomro, A. Q., Qaisrani, M. N., Rawat, K. J., & Mughal, S. H. 2010. Teaching physics through learning cycle model: an experimental study. Journal of Education Research. 13(2). Terdapat pada http://www.iub.edu.pk/jer/JOURNAL/JER_Vol13_No2.pdf.

Susilawati, Maknun, J., & Rusdiana, D. 2010. Penerapan model siklus belajar hipotetikal deduktif 7e untuk meningkatkan keterampilan proses sains siswa sma pada konsep pembiasan cahaya. Prosiding Seminar Nasional Fisika 2010. Tersedia pada http://www.fi.itb.ac.id/~dede/Seminar%-20HFI%202010/CD%20Proceedings/Proceedings/FP%2002.pdf.

Worotitjan, E. 2010. Penerapan siklus belajar “model 7e” dalam meningkatkan hasil belajar sel elektrolisis pada siswa. Tersedia pada http://elfiraworotitjan.wordpress.com/2010/09/15/penerapan-siklus-belajar-%E2%80%9Cmodel-7e%E2%80%9D-dalam-meningkatkan-hasil-belajar-sel-elektrolisis-pada-siswa/.

Zziwa, B. J., & Ornek, F. 2011. Measuring “g” by using trajectory projectile motion: 5E learning cycle and low-cost materials. Asia-Pasific Forum on Science Learning and Teaching. 12(11). Terdapat pada http://www.ied.edu.hk/apfslt/download/v12_issue1_files/ornek.pdf.
Model Pembelajaran Siklus Belajar 7E  Model Pembelajaran Siklus Belajar 7E Reviewed by Sastra Project on May 15, 2016 Rating: 5

No comments:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.