Belajar merupakan proses konstruksi kognitif yang dialami siswa. Proses belajar harus menekankan pada proses penyusunan pengetahuan dari pengalaman konkrit, aktivitas kolaboratif, refleksi, dan interpretasi (Bonwell, 2003). Proses pembelajaran selama ini lebih sering diartikan sebagai pengajar menjelaskan materi pembelajaran dan siswa mendengarkan secara pasif.
Namun telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika siswa sebagai peserta proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik (Morgado, 2010).
Namun telah banyak ditemukan bahwa kualitas pembelajaran akan meningkat jika siswa sebagai peserta proses pembelajaran memperoleh kesempatan yang luas untuk bertanya, berdiskusi, dan menggunakan secara aktif pengetahuan baru yang diperoleh. Diketahui pula bahwa pengetahuan baru tersebut cenderung untuk dapat dipahami dan dikuasai secara lebih baik (Morgado, 2010).
Gambar 1 Efektifitas Model Pembelajaran
(Diadaptasi dari Samadhi, 2010)
Banyak cara,
metode atau teknik yang dapat dipergunakan dalam proses pembelajaran. Secara garis besar
dapat dilihat dalam bentuk lain piramida belajar seperti Gambar 1 yang menunjukkan
dua kelompok model pembelajaran, yaitu pembelajaran pasif dan pembelajaran
aktif. Gambaran tersebut juga menunjukkan bahwa kelompok pembelajaran aktif
cenderung membuat siswa lebih mengingat (retention
rate of knowledge) materi pembelajaran. Oleh sebab itu, model pembelajaran
aktif ini merupakan alternatif yang harus diperhatikan jika kualitas lulusan
ingin diperbaiki. Penggunaan cara-cara pembelajaran aktif baik sepenuhnya atau
sebagai pelengkap cara-cara belajar tradisional akan meningkatkan kualitas
pembelajaran
(Samadhi, 2010).
Model
pembelajaran aktif (active earning model) merupakan model pembelajaran yang mengutamakan aktivitas belajar siswa
melalui diskusi kelompok, diskusi kelas, eksperimen dan demonstrasi dalam
menemukan konsep baru. Hal ini mengakibatkan aktivitas siswa lebih dominan
selama proses pembelajaran. Hal ini sesuai dengan kesimpulan dari Yerigan (dalam Hartono, 2010) dalam penelitiannya yang
berjudul Getting Active In The Classroom. Ia menyimpulkan bahwa
pembelajaran aktif dapat meningkatkan interaksi antar siswa dan taraf bepikir
tingkat tinggi siswa.
Menurut
Wibowo (2007) pembelajaran aktif secara pedagogis adalah proses pembelajaran yang tidak hanya mendengarkan dan mencatat.
Pembelajaran aktif adalah proses pembelajaran yang melibatkan siswa dalam
melakukan sesuatu dan berpikir tentang apa yang akan mereka lakukan.
Pembelajaran aktif mendasarkan pada asumsi bahwa pembelajaran pada dasarnya
adalah pencarian secara aktif pengetahuan dan setiap orang belajar dengan cara
yang berbeda. Pembelajaran aktif pada dasarnya
memberikan kesempatan kepada siswa untuk melakukan aktivitas belajar berupa
hubungan interaktif dengan materi pelajaran, sehingga siswa terdorong
menyimpulkan dan merefleksikan pemahaman (Ramdani, 2010). Proses
belajar aktif mengarahkan siswa dalam kegiatan membaca, menulis, mendiskusikan,
atau terlibat dalam memecahkan masalah. Siswa dilibatkan secara aktif dalam
kegiatan berpikir analisis, sintesis, dan evaluasi.
Kegiatan belajar aktif diartikan
sebagai instruktur kegiatan yang melibatkan siswa dalam melakukan sesuatu dan
berpikir tentang apa yang mereka kerjakan. Siswa dilibatkan dalam proses
pengumpulan informasi dan mengkonstruksinya, sehingga pembelajaran menjadi
menyenangkan. Proses belajar dengan model pembelajaran aktif (active learning) adalah sebuah
proses di mana siswa mengambil tanggung jawab diri dan diberikan kesempatan
untuk membuat keputusan tentang berbagai kegiatan belajar yang dilakukan. Siswa
dipersiapkan untuk menghadapi masalah nyata di lingkungan mereka dan mampu
memecahkan masalah sesuai solusi yang didapatkan dari pengalaman belajar (Kuwadekar & Neville, 2011).
Siswa
diajak mengembangkan keterampilan berpikir dan keterampilan proses sains melalui
model pembelajaran aktif (active learning model). Model
pembelajaran ini secara efektif dapat membantu siswa untuk membentuk kebiasaan
cara berpikir yang bermanfaat dalam memahami suatu konsep. Siswa diberikan
kesempatan untuk melakukan kegiatan analisis permasalahan secara mandiri. Model pembelajaran aktif mengarahkan setiap
materi pelajaran yang baru harus dikaitkan dengan berbagai pengetahuan dan
pengalaman yang ada sebelumnya. Materi pelajaran yang baru disediakan secara
aktif dengan pengetahuan yang sudah ada. Guru perlu menciptakan strategi yang
tepat guna agar murid dapat belajar secara aktif, sehingga peserta didik
mempunyai motivasi yang tinggi untuk belajar (Kuwadekar & Neville, 2011). Menurut Komaruddin (dalam Hartono, 2010), dengan active learning
model, maka siswa akan lebih aktif dalam
mengikuti pembelajaran. Hal tersebut dikarenakan dalam metode ini kelas akan
dibuat sedemikian rupa, sehingga setiap siswa dituntut untuk mampu memahami
materi yang diperoleh untuk kemudian ditransfer ke siswa yang lain. Guru hanya
sebagai sutradara yang merancang proses pembelajaran dan memastikan bahwa
terjadi interaksi timbal balik antar siswa, sehingga proses penerimaan atau
pemahaman materi pelajaran adalah benar-benar hasil interaksi aktif
antar siswa itu sendiri.
Pembelajaran aktif memberikan
kesempatan pada siswa untuk berpatisipasi aktif dalam pembelajaran. Guru hanya
berperan sebagai fasilitator yang memastikan bahwa proses pembelajaran sesuai
dengan rencana yang diharapkan. Pada bagian akhir guru melakukan tanya jawab
untuk memastikan materi yang diterima benar dan tidak menyimpang dari konsep
yang seharusnya
(Kuwadekar & Neville, 2011). Pembelajaran aktif (active learning)
dimaksudkan untuk mengoptimalkan penggunaan semua potensi yang dimiliki oleh
anak didik, sehingga anak didik dapat mencapai hasil belajar yang memuaskan
sesuai karakteristik pribadi yang mereka miliki. Pembelajaran aktif juga dimaksudkan untuk menjaga perhatian
siswa agar tetap tertuju pada proses pembelajaran (Morgado, 2010). Pembelajaran aktif melihat proses belajar adalah produk dari berpikir dan berpikir adalah
produk dari sebuah proses belajar (Narli, 2011).
Menurut Fink (1999) diperlukan suatu
pengkonstruksian pemahaman siswa setelah siswa melakukan aktivitas belajar.
Berdialog dengan diri sendiri adalah proses berpikir secara reflektif
mengenai topik yang dipelajari. Siswa bertanya pada diri sendiri mengenai apa
yang dipikirkan sehingga siswa akan mampu mengkonstruksi pemahaman mereka
secara mandiri. Selain berdialog dengan diri sendiri dalam kegiatan reflektif juga
diupayakan berdialog dengan orang lain. Berdialog dengan orang lain bukan dimaksudkan
sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran konvensional,
tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis dalam diskusi kelompok kecil tentang
topik yang dipelajari. Siswa akan melakukan aktivitas
belajar dengan berbuat sesuatu selama proses berdiskusi, seperti
mendiskusikan praktikum dan mengkritik argumen teman. Kemudian hasil kegiatan
tersebut akan disusun menjadi pengetahuan yang baru pada struktur kognitifnya.
Williams (2005) menyatakan kegiatan pembelajaran aktif tergolong ke dalam kecerdasan
intrapersonal. Kecerdasan intrapersonal adalah kemampuan mengetahui diri
sendiri dan mengambil tanggung jawab atas kehidupan dan proses belajar. Siswa
dengan keterampilan intrapersonal yang kuat mengenali berbagai kekuatan dan
keterbatasan mereka dan menantang diri mereka sendiri supaya bisa menjadi jauh
lebih baik. Siswa jenis ini berorientasi pada tujuan reflektif dan melihat
kesuksesannya sebagai hasil langsung dari perencanaan, usaha, dan ketekunannya
sendiri. Siswa dengan kecerdasan intrapersonal memerlukan waktu belajar bebas
untuk melakukan refleksi, visualisasi, relaksasi, dan menemukan diri sendiri. Silberman
(dalam Hartono, 2010) menyatakan bahwa belajar aktif
merupakan satu kesatuan sumber kumpulan strategi-strategi pembelajaran yang
komperhensif untuk membuat peserta didik aktif sejak awal melalui
aktivitas-aktivitas yang membangun kerja kelompok dan dalam waktu singkat
membuat mereka berpikir tentang materi pelajaran. Aktivitas
belajar siswa merupakan semua kegiatan yang dilakukan oleh siswa yang berkaitan
dengan proses pembelajaran, meliputi: aktivitas
emosional, mental, metrik, menggambar, menulis, mendengarkan, lisan, dan
visual. Hamalik (2007) yang menyatakan bahwa pembelajaran aktif dilaksanakan
dengan titik berat pada keaktifan siswa dan guru bertindak sebagai fasilitator
yang memberikan kemudahan bagi siswa untuk belajar.
Pembelajaran aktif active learning adalah segala bentuk pembelajaran yang memungkinkan mahasiswa berperan
secara aktif dalam proses pembelajaran itu sendiri, baik dalam bentuk interaksi
antar siswa maupun siswa dengan pengajar dalam proses pembelajaran. Menurut
Bonwell dalam Samadhi (2010), pembelajaran aktif memiliki
karakteristik-karakteristik sebagai berikut:
a)
Penekanan proses pembelajaran bukan
pada penyampaian informasi oleh pengajar melainkan pada pengembangan
ketrampilan pemikiran analitis dan kritis terhadap topik atau permasalahan yang
dibahas;
b)
Siswa tidak hanya mendengarkan
materi secara pasif tetapi mengerjakan sesuatu yang berkaitan dengan materi
pembelajaran;
c)
Penekanan pada eksplorasi
nilai-nilai dan sikap-sikap berkenaan dengan materi pembelajaran;
d)
Siswa lebih banyak dituntut untuk
berpikir kritis, menganalisa dan melakukan evaluasi;
e)
Umpan-balik yang lebih cepat akan
terjadi pada proses pembelajaran.
Secara umum suatu proses pembelajaran aktif memungkinkan diperolehnya
beberapa hal, yaitu: (1) interaksi yang timbul selama proses pembelajaran akan
menimbulkan positive interdependence
di mana konsolidasi pengetahuan yang dipelajari hanya dapat diperoleh secara
bersama-sama melalui eksplorasi aktif dalam belajar; (2) setiap individu harus terlibat aktif dalam
proses pembelajaran dan pengajar harus dapat mendapatkan penilaian untuk setiap
siswa, sehingga terdapat individual
accountability; (3) proses pembelajaran aktif agar dapat berjalan dengan
efektif diperlukan tingkat kerjasama yang tinggi, sehingga akan memupuk social skills
(Eison, 2011). Dengan demikian kualitas pembelajaran dapat ditingkatkan sehingga
penguasaan materi juga meningkat. Suatu studi yang dilakukan Thomas (dalam Samadhi, 2010)
menunjukkan bahwa setelah 10 menit, siswa cenderung akan kehilangan
konsentrasinya untuk mendengar materi pembelajaran yang diberikan oleh pengajar
secara pasif. Hal ini tentu saja akan makin membuat pembelajaran tidak efektif
jika pembelajaran terus dilanjutkan tanpa upaya-upaya untuk memperbaikinya. Hal tersebut dapat
dihindari dengan menggunakan cara-cara pembelajaran aktif. Pemindahan peran pada
siswa untuk nisa
menjadi aktif belajar dapat mengurangi kebosanan bahkan bisa
menimbulkan minat belajar yang besar pada siswa. Hal ini akan membuat proses
pembelajaran mencapai learning outcomes
yang diinginkan
(Diez, 2010).
L. Dee Fink (1999) mengemukakan model active learning (belajar aktif) sebagai
berikut: (1) Dialog
dengan diri sendiri adalah proses di mana anak didik mulai berpikir secara
reflektif mengenai topik yang dipelajari. Mereka menanyakan pada diri mereka
sendiri mengenai apa yang mereka pikir atau yang harus mereka pikirkan, apa
yang mereka rasakan mengenai topik yang dipelajari. Guru dapat meminta anak didik untuk membaca
sebuah jurnal atau teks dan meminta mereka menulis apa yang mereka pelajari,
bagaimana mereka belajar, apa pengaruh bacaan tersebut terhadap diri mereka; (2) Dialog dengan orang lain bukan dimaksudkan
sebagai dialog parsial sebagaimana yang terjadi pada pengajaran tradisional,
tetapi dialog yang lebih aktif dan dinamis ketika guru membuat diskusi kelompok
kecil tentang topik yang dipelajari; (3) Observasi terjadi ketika siswa
memperhatikan atau mendengar seseorang yang sedang melakukan sesuatu hal yang
berhubungan dengan apa yang mereka pelajari, apakah itu guru atau teman mereka
sendiri (4) Doing atau berbuat merupakan aktivitas belajar di mana siswa berbuat sesuatu,
seperti membuat suatu eksperimen, mengkritik sebuah argumen atau sebuah tulisan
dan lain sebagainya.
Implementasi model pembelajaran aktif (active learning) di kelas dengan pada dasarnya
meminta semua pihak terlibat dalam proses pembelajaran. Guru dan siswa
diharapkan mampu merefleksikan pengalaman dan kemauan untuk membagikan
pengalaman tersebut. Strategi belajar aktif yang mampu merefleksikan diri siswa
yang digunakan dalam penerapannya berupa Question
Student Have (pertanyaan siswa) (Hartono, 2010). Strategi Question Student Have digunakan untuk mempelajari tentang keinginan
dan harapan siswa sebagai dasar untuk memaksimalkan potensi yang mereka miliki
serta mendapatkan partisipasi siswa melalui tulisan.
Untuk
menerapkan pembelajaran aktif beberapa hal harus diperhatikan agar tujuan
pembelajaran dapat dicapai sebagaimana mestinya, antara lain: (1) tujuan
pembelajaran aktif harus ditegaskan dengan jelas; (2) siswa harus diberitahu
apa yang akan dilakukan; (3) memberikan pengarahan yang jelas dalam diskusi;
(4) menciptakan iklim pembelajaran aktif . Melupakan hal-hal tersebut dapat
membuat pembelajaran aktif tidak berhasil dan mengakibatkan tujuan pembelajaran
tidak tercapai
(Sukamto, 2010). Langkah konkrit pelaksanaan model
pembelajaran aktif
(active learning) di kelas dapat dilihat pada Gambar 2
REFERENSI :
KLIK "Show" UNTUK MELIHAT REFERENSI
cara download:
1. klik link diatas, kemudian anda dialihkan ke halaman google drive, klik tombol ''tanda panah kebawah'' (ada dibagian atas) untuk mendownload file.
NB. jika tombol download belum terlihat, arahkan cursor mouse ke bagian atas halaman untuk memuculkan menu tombol download.
SILAKAN BAGIKAN ARTIKEL INI MELALUI:
cara download:
1. klik link diatas, kemudian anda dialihkan ke halaman google drive, klik tombol ''tanda panah kebawah'' (ada dibagian atas) untuk mendownload file.
NB. jika tombol download belum terlihat, arahkan cursor mouse ke bagian atas halaman untuk memuculkan menu tombol download.
SILAKAN BAGIKAN ARTIKEL INI MELALUI:
Model Pembelajaran Aktif (Active Learning)
Reviewed by Sastra Project
on
July 22, 2016
Rating:
ReplyDeleteThank you, your article is very good
viagra asli
cialis asli
viagra jakarta
viagra asli jakarta
toko viagra jakarta
jual viagra jakarta
agen viagra jakarta
toko viagra asli
jual viagra asli
jual viagra
toko viagra
agen viagra
cialis jakarta
cialis asli jakarta
titan gel asli
titan gel jakarta
titan gel asli jakarta
viagra cod jakarta
obat viagra jakarta
obat viagra asli
viagra usa
viagra original
obat viagra
obat kuat viagra
jual cialis
toko cialis
obat cialis
obat cialis asli
obat kuat cialis
obat cialis jakarta
toko cialis jakarta
jual cialis jakarta
agen cialis jakarta
toko titan gel
jual titan gel
vitamale asli
permen soloco asli
maxman asli
vimax asli
viagra
titan gel
hammer of thor
hammer of thor asli
hammer of thor jakarta
hammer of thor asli jakarta