Konsep Pembelajaran Bilingual

Secara harfiah, kata bilingual berarti dwi bahasa atau dua bahasa. Pembelajaran bilingual adalah pembelajaran yang menggunakan dua bahasa sebagai media pengantar pembelajaran. Pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris (bilingual) adalah pembelajaran yang materi pembelajaran, proses belajar mengajar, dan penilaiannya disampaikan dalam bahasa Inggris. Jadi, pendekatan pembelajaran bilingual merupakan pendekatan yang digunakan dalam pembelajaran bilingual, yakni jalan yang digunakan oleh guru untuk menciptakan suasana yang memungkinkan siswa belajar dengan menggunakan pengantar dua bahasa.

Menurut Garcia (dalam Puspandari, 2008) pendidikan bilingual terdiri dari dua jenis, yaitu additive bilingualism dan subtractive bilingualism. Pendidikan bilingual dikatakan additive bilingualism jika bahasa ibu (mother languange) digunakan dan bahasa kedua (second languange) adalah sebagai tambahan. Sedangkan, pada subtractive bilingualism, guru mengajar dengan kedua bahasa, yaitu bahasa ibu (mother languange) dan bahasa kedua (second languange). Namun, pada bagian tertentu bahasa ibu berhenti digunakan, dan dilanjutkan oleh bahasa kedua, sehingga pada akhirnya siswa hanya menggunakan satu bahasa dalam pembelajaran (Lambert dalam Puspandari, 2008). Menurut Barker (dalam Puspandari, 2008), pendidikan bilingual yang mengarah pada additive bilingualism dikatakan kuat, sedangkan yang mengarah pada subtractive bilingualism dikatakan lemah.

Menurut Arnyana (2008), tujuan yang ingin dicapai dengan pembelajaran bilingual adalah (1) meningkatkan penguasaan materi pelajaran, (2) meningkatkan kemampuan berbahasa Inggris dalam forum ilmiah maupun non-ilmiah, (3) mampu mengakses pengetahuan ilmiah dari berbagai media internasional, serta (4) mampu berkomunikasi antar siswa baik dari dalam maupun luar negeri. Harry (2007), mengungkapkan bahwa pembelajaran MIPA dalam bahasa Inggris bertujuan untuk menghasilkan lulusan yang memiliki kompetensi yang tinggi dalam matematika dan ilmu pengetahuan alam sesuai dengan perkembangan ilmu-ilmu tersebut serta menghasilkan lulusan yang memiliki kemahiran berbahasa Inggris yang tinggi. Menurut Roberts (1995), terdapat dua kemungkinan outcome dari pendidikan bilingual, yaitu (1) siswa mantap dengan first language dan memperoleh second language, (2) siswa kehilangan first language dalam proses memperoleh second language.

Di Indonesia, pendidikan bilingual diimplementasikan melalui pengembangan sekolah bertaraf internasional. Khusus pada Sekolah Menengah Atas, pengembangan sekolah bertaraf internasional bertujuan untuk menyiapkan lulusan SMA menjadi (1) individu yang nasionalis dan berwawasan global; (2) individu yang cinta damai dan toleran; (3) pemikir yang kritis, kreatif, dan produktif; (4) pemecah masalah yang efektif dan inovatif; (5) komunikator yang efektif; (6) individu yang mampu bekerja sama; dan (7) pembelajar yang mandiri (Depdiknas, 2007).

Proses pembelajaran pada SMA BI harus mampu menghasilkan lulusan yang berkepribadian Indonesia tetapi memiliki kemampuan bertaraf internasional (Depdiknas, 2007). Proses tersebut diharapkan mampu membekali siswa dengan keterampilan-keterampilan, seperti mengorganisasi belajar, berkolaborasi, berkomunikasi, meneliti, belajar untuk berpikir dengan sudut pandang yang lain, dan melakukan evaluasi diri maupun kelompok dalam pembelajaran. Di samping itu, proses pembelajaran SMA BI juga harus mampu membekali peserta didik tentang (1) kesadaran terhadap peran dan tanggung jawab sebagai anggota masyarakat, (2) tanggap terhadap masalah pribadi, sosial, dan global.

Proses pembelajaran pada sekolah bertaraf internasional dikatakan sukses jika telah mencapai beberapa indikator (Depdiknas, 2008). Pencapaian indikator minimal dipenuhi jika proses pembelajaran memenuhi standar proses. Selain itu, keberhasilan proses pembelajaran juga ditandai dengan pencapaian indikator kinerja kunci tambahan, yaitu sebagai berikut.

1. Proses pembelajaran pada semua mata pelajaran menjadi teladan bagi sekolah lainnya dalam pengembangan akhlak mulia, budi pekerti luhur, kepribadian unggul, kepemimpinan, jiwa entrepreneurial, jiwa patriot, dan jiwa innovator.

2. Diperkaya dengan model proses pembelajaran sekolah unggul dari salah satu anggota OECD dan/atau Negara maju lainnya yang mempunyai keunggulan tertentu dalam bidang pendidikan.

3. Menerapkan pembelajaran berbasis TIK pada semua mata pelajaran.

4. Pembelajaran untuk kelompok sains, matematika, dan inti kejuruan menggunakan bahasa Inggris, sementara pembelajaran lainnya, kecuali pelajaran bahasa asing, harus menggunakan bahasa Indonesia.

5. Pembelajaran dengan bahasa Inggris untuk mata pelajaran kelompok sains dan matematika untuk Sekolah Dasar (SD) baru dimulai kelas VI.
Konsep Pembelajaran Bilingual Konsep Pembelajaran Bilingual Reviewed by Sastra Project on January 18, 2013 Rating: 5

No comments:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.