Pembelajaran Kooperatif

Teori yang melandasi model pembelajaran kooperatif adalah teori sosiokognitif yang merupakan hasil pemikiran dari Piaget dan teori sosiokultural yang merupakan hasil pemikiran dari Vygotsky (Lestari, 2008). Kedua teori tersebut menekankan pada pentingnya interaksi sosial dalam pengkonstruksian pengetahuan. Pembelajaran kooperatif merupakan proses pembelajaran di mana siswa diatur dalam kelompok kecil untuk membagi ide dan bekerja secara kolaboratif menyelesaikan tugas dan mencapai tujuan pembelajaran (Zakaria dan Iksan, 2007). Jacobs dan Hannah (2004), menyatakan bahwa pembelajaran kooperatif secara prinsip merupakan model pembelajaran yang melibatkan kelompok-kelompok kecil heterogen, yang berinteraksi dan bekerja sama dalam mengkolaborasikan ide dan keterampilan, di mana setiap anggota memiliki peran dan tanggung yang setara, serta kebergantungan positif terhadap anggota lain.

Pembelajaran kooperatif menurut Karlina (2008) memiliki karakteristik sebagai berikut. Siswa bekerja dalam kelompok kooperatif untuk mencapai tujuan bersama, yakni penguasaan terhadap suatu materi akademis. Tiap anggota dalam kelompok kooperatif diatur terdiri dari siswa yang berkemampuan rendah, sedang dan tinggi. Jika memungkinkan, masing-masing anggota kelompok kooperatif berbeda suku, budaya dan jenis kelamin. Sistem penghargaan yang diberikan, lebih berorientasi kepada kelompok daripada individu.

Pembelajaran kooperatif mendorong munculnya interaksi sosial dan akademik yang mampu memfasilitasi siswa untuk mengembangkan pengetahuannya dengan lebih baik. Dalam pembelajaran kooperatif, siswa diajak untuk mengkonstruksi pengetahuan dan mengklarifikasi proses dalam membantu teman sekelompoknya untuk memecahkan suatu permasalahan, berinteraksi dengan berbagai pola sehingga mampu mendapatkan pengalaman belajar yang lebih baik.

Tujuan pembelajaran dalam kelas kooperatif hanya dicapai siswa ketika siswa benar-benar mampu belajar dan bekerja secara kooperatif. Oleh karena itu, siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil dan saling membantu sama lain. Menurut Benckert & Pettersson (2008), ketika belajar dalam kelompok kecil pada pembelajaran sains, siswa dapat mengkonstruksi pengetahuannya dengan lebih baik dibandingkan ketika belajar secara individu ataupun dalam kelompok besar. Proses belajar dalam kelompok kecil tersebut terus berlanjut hingga setiap siswa dalam kelompok mencapai tujuan pembelajaran pada saat itu. Prinsip umum dari model pembelajaran kooperatif adalah siswa bekerja sama sebagai sebuah tim untuk mencapai suatu tujuan yakni setiap siswa dapat belajar dari aktivitas-aktivitas dalam belajar kooperatif. Berdasarkan pengertian dan prinsip model pembelajaran kooperatif tersebut, dapat dikatakan bahwa model pembelajaran kooperatif merupakan model pembelajaran di mana siswa belajar dalam kelompok-kelompok kecil yang memiliki tingkat kemampuan yang heterogen dan pembelajaran yang diterapkan berlandaskan pada penerapan keterampilan sosial. Model pembelajaran kooperatif lebih demokratis dalam memberikan kesempatan untuk menyampaikan gagasan atau ide, bertanya, melakukan diskusi pendapat dengan anggota kelompoknya sehingga dapat mengurangi heterogenitas dari kelompok.
Pembelajaran Kooperatif Pembelajaran Kooperatif Reviewed by Sastra Project on January 12, 2013 Rating: 5

1 comment:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.