Pendekatan Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry)

Menurut Webster’s Third International Dictionary inkuiri berarti kegiatan untuk mencari kebenaran, informasi, atau pengetahuan; penyelidikan (investigasi); dan pertanyaan. Elliott Seif mendefinisikan inkuiri sebagai proses untuk menemukan sesuatu dan memecahkan masalah. Model pembelajaran inkuiri merupakan suatu rangkaian kegiatan belajar yang melibatkan secara maksimal seluruh kemampuan siswa untuk mencari dan menyelidiki secara sistematis, kritis, logis, analitis, sehingga mereka mampu merumuskan sendiri penemuannya dengan penuh percaya diri. Menurut National
Science Education Standard, kegiatan inkuiri siswa didefinisikan sebagai aktivitas siswa, di mana mereka mengembangkan pengetahuan dan pemahaman tentang gagasan ilmiah, seperti halnya suatu pemahaman bagaimana ilmuwan belajar tentang alam. Kemampuan yang harus dimiliki oleh siswa dalam melakukan kegiatan inkuiri, mencakup (1) mengidentifikasi pertanyaan dan konsep yang memandu penyelidikan ilmiah; (2) mendesain dan melakukan penyelidikan ilmiah, menggunakan teknologi dan matematis untuk mendukung penyelidikan dan komunikasi; (3) merumuskan dan meninjau kembali penjelasan ilmiah dengan menggunakan logika dan bukti; (4) mengenali dan meneliti alternatif penjelasan dan model; (5) komunikasikan dan mempertahankan suatu argumentasi ilmiah.

Terdapat lima ciri penting dari inkuiri menurut National Research Council, yaitu (1) pertanyaan ilmiah yang akan melibatkan para siswa; (2) bukti yang didapatkan oleh siswa mampu digunakan untuk mengembangkan dan memecahkan permasalahan yang dihadapi; (3) penjelasan (explanation) dikembangkan berdasarkan bukti yang didapat; (4) evaluasi dari suatu penjelasan dijadikan salah satu alternatif yang mencerminkan pemahaman ilmiah; (5) mengkomunikasikan hasil yang diperoleh.

Sasaran utama kegiatan pembelajaran inkuiri adalah (1) keterlibatan siswa secara maksimal dalam proses kegiatan belajar; (2) keterarahan kegiatan secara logis dan sistematis pada tujuan pembelajaran; dan (3) mengembangkan sikap percaya diri siswa tentang apa yang ditemukan dalam proses inkuiri. Hal tersebut membutuhkan suatu kondisi yang sangat mendukung. Adapun kondisi umum yang merupakan syarat timbulnya kegiatan inkuiri bagi siswa adalah (1) aspek sosial di kelas dan suasana terbuka yang mengundang siswa berdiskusi; (2) inkuiri berfokus pada hipotesis; dan (3) penggunaan fakta sebagai bukti.

Secara umum ada tiga macam pendekatan atau model pembelajaran inkuiri yaitu sebagai berikut.

1. Inkuiri Terbimbing

Dalam proses belajar mengajar dengan model pembelajaran inkuiri terbimbing, siswa memperoleh petunjuk-petunjuk seperlunya. Petunjuk-petunjuk itu umumnya merupakan pertanyaan-pertanyaan yang bersifat membimbing siswa. Inkuiri jenis ini digunakan terutama pada siswa-siswa yang belum berpengalaman belajar dengan model inkuiri. Pada tahap awal diberikan lebih banyak bimbingan baru kemudian lambat laun bimbingan dikurangi.

2. Inkuiri Bebas

Dalam proses belajar mengajar dengan pendekatan ini siswa melakukan penelitian sendiri layaknya seorang ilmuwan. Pada kenyataannya pendekatan inkuiri bebas yang murni sulit diterapkan, hal ini sangat dipengaruhi karakteristik siswa yang masih perlu bimbingan.

3. Inkuiri Bebas Termodifikasi

Inkuiri bebas termodifikasi guru menyiapkan masalah untuk siswa. Kemudian siswa melakukan investigasi layaknya seorang ilmuwan.

Pembelajaran inkuiri mengutamakan strategi berkelompok. Siswa menuangkan seluruh ide, berdiskusi, dan melakukan investigasi di dalam kelompok belajar tersebut. Setiap kelompok juga dapat melakukan sharing (diskusi) dengan kelompok belajar lainnya. Dalam hal ini, guru tidak hanya diam di depan kelas dan mengamati kegiatan siswa, namun guru harus bergerak memberikan bantuan (support) kepada siswa yang membutuhkan.

Adapun langkah-langkah yang diterapkan dalam pembelajaran dengan menggunakan aktivitas inkuiri terbimbing dapat dilihat pada Tabel 2.1 Proses pembelajaran ini mencakup aktivitas guru dan siswa. Langkah-langkah model pembelajaran inkuiri terbimbing terdiri dari beberapa tahapan, yaitu introduction (pembukaan), questioning (pertanyaan), planning (perencanaan), implementing (pengimplementasian), concluding (penyimpulan), dan reporting (pelaporan).

Langkah-Langkah Pendekatan Inkuiri Terbimbing (dimodifikasi dari Walker, 2007; Wenning, 2007)


Tahapan Pembelajaran
Aktivitas
Guru
Siswa
Introduction (pembukaan)
1.   Memperkenalkan dan mengarahkan siswa terhadap topik yang akan dipelajari.
2.   Menemukan pengetahuan awal yang dimiliki oleh siswa terhadap topik.
3.   Menemukan kesalahan konsep yang dimiliki oleh siswa.
1.      Memperhatikan apa yang disampaikan oleh guru.
2.      Menjawab pertanyaan yang diajukan oleh guru.
Questioning (permasalahan)
Menuntun siswa merumuskan permasalahan dan hipotesis.
Merumuskan permasalahan dan hipotesis.
Planning (perencanaan)
Menuntun siswa untuk merencanakan eksperimen dengan beberapa pertanyaan.
1.      Apa bahan dan alat yang kalian butuhkan?
2.      Apa prosedur yang akan kalian lakukan untuk mengumpulkan data?
3.      Bagaimana kalian melakukan observasi dan merekam data?
1.      Membuat prosedur eksperimen.
2.      Menentukan alat dan bahan yang akan digunakan.
3.      Menentukan teknik observasi yang akan dilakukan.
4.      Menentukan teknik merekam data
Implementing (pengimplementasian)
1.      Menuntun siswa dalam menggunakan alat dan bahan.
2.      Menuntun siswa dalam melakukan prosedur eksperimen.
3.      Menuntun siswa dalam mengobservasi dan merekam data.
1.      Menggunakan alat dan bahan.
2.      Melakukan prosedur eksperimen.
3.      Melakukan kegiatan observasi dan merekam data yang diperoleh.
Concluding (penyimpulan)
Menuntun siswa untuk merumuskan suatu kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang di dapat dan hipotesis yang telah dirumuskan.
Merumuskan suatu kesimpulan berdasarkan bukti-bukti yang di dapat dan hipotesis yang telah dirumuskan.
Reporting
(pelaporan)
Menuntun siswa dalam melaporkan hasil eksperimen yang telah dilakukan melalui kegiatan diskusi.
Melaporkan hasil yang telah diperoleh dalam bentuk makalah, dan dipresentasikan kepada teman-temannya dengan menggunakan media (powerpoint, gambar)
Guru sains bisa membuat isi materi lebih mudah diserap dengan menyediakan kesempatan bagi siswa yang belajar bahasa Inggris untuk mampu berinteraksi dalam kegiatan mind-on dan hand-on dengan menggunakan kemampuan memproses secara inkuiri. Hal ini menyediakan lingkungan belajar yang kondusif untuk pembelajaran bahasa. Di mana siswa yang belajar bahasa Inggris bisa mengembangkan kemampuan berbicara dan menulis dalam bahasa Inggris. Pembelajaran inkuiri sangat cocok dipadukan dengan model pembelajaran bilingual Termasuk di dalamnya adalah model immersion dan preview-review. Tahapan-tahapan pada pembelajaran inkuiri dapat disesuaikan/dipadukan dengan kedua model tersebut.


KLIK "Show" UNTUK MELIHAT REFERENSI


Barrow, L. H. 2006. A brief history of inquiry: From dewey to standard. Journal of Science Teacher Education. 17. 265-278

Dahar, R. W. dan Liliasari. 1986. Interaksi belajar mengajar ipa. Jakarta: Penerbit Universitas Terbuka.

Fathman, A. K. dan Crowther, D. T. 2006. Science for english languange learners. United States of America: National Science Teachers Association.

Soetjipto, B. E. 2001. Inquiry as a method of implementing active learning. Jurnal Ilmu Pendidikan. 8(3). 191-201.

Trianto. 2007. Model-model pembelajaran inovatif berorientasi konstruktivistik. Jakarta: Prestasi Pustaka.

Walker, M. D. 2007. Teaching inquiry based science. Jerman: University of Siegen.

Wenning, C. J. 2005. Level of inquiry: Hierarchies of pedagogical practices and inquiry processes. Journal of Physics Teacher Education. 2(3). 3-21.

Wenning, C. J. 2007. Assesing inquiry skills as a component of scientific literacy. Journal Of Physics Teacher Education Online. 4(2). 21-24.
Pendekatan Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Pendekatan Inkuiri Terbimbing (Guided Inquiry) Reviewed by Sastra Project on January 18, 2013 Rating: 5

No comments:

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.