Model Pembelajaran Problem Centered Learning (PCL)

Salah satu model pembelajaran sains yang memberikan kesempatan kepada siswa agar melakukan aktivitas belajar yang berpotensi sehingga membuatnya berpartisipasi dalam belajar adalah pembelajaran yang menerapkan model Problem-centered learning (PCL).

            Wheatley (Hafriani, 2004) membagi model pembelajaran Problem-Centered Learning (PCL) menjadi tiga komponen, yaitu: mengerjakan tugas, kegiatan kelompok, dan berbagi pandangan/pendapat. Model ini dimulai dengan mengorientasikan siswa pada masalah dan guru dapat menugaskan siswa untuk mengerjakan tugas yang dapat membuat siswa memecahkan masalah. Setelah langkah pertama  ini dilakukan siswa, guru mengkondisikan siswa melakukan langkah kedua. Langkah kedua model ini adalah memfokuskan siswa untuk melakukan penyelidikan yang dilanjutkan dengan kegiatan bertukar pandangan (sharing). Setelah langkah kedua dilanjutkan dengan langkah yang terakhir yaitu siswa memparkan hasil diskusinya dan dilanjutkan dengan evaluasi untuk mengetahui pemahaman siswa terhadap materi yang diajarkan.
Inti dari aktivitas model Problem-Centered Learning (PCL) adalah supaya siswa dapat melakukan negosiasi (interaksi) baik interaksi komunikasi terhadap dirinya sendiri, dengan temannya, maupun dengan guru (pendidik). Interaksi berkomunikasi ini dilakukan dalam melakukan pemecahan masalah. Ketika mengerjakan tugas individu, siswa harus melakukan negosiasi dengan dirinya sendiri. Ketika melakukan sharing kelompok siswa diwajibkan untuk mengutarakan pendapatnya dan juga mendengarkan pendapat orang lain.
Model Problem-Centered Learning (PCL) yang dirancang Wheatley (Jakubowski dalam Hafriani, 2004) untuk memfasilitasi keterlibatan aktif siswa dalam proses pembelajaran dengan mendorong mereka untuk dapat melakukan beberapa aktivitas dalam pembelajaran seperti:
1.    Menemukan cara-cara mereka sendiri dalam memecahkan beberapa masalah.
2.    Saling bertukar pandangan yang tidak hanya memperkuat jawaban-jawaban yang salah atau benar semata.
  Menurut Jakubowski  (Hafriani, 2004) ciri khusus model Problem Centered Learning (PCL) adalah penekanan belajar melalui penelitian atau pemecahan masalah di dalam kelas yang memiliki keunggulan, diantaranya:
1.      Model PCL memfokuskan aktivitas pembelajaran pada masalah-masalah yang menarik bagi siswa, dan siswa selalu berusaha memecahkan masalah tersebut.
2.      Model PCL memfokuskan pada pentingnya komunikasi dalam pembelajaran, karena semua aktivitas dilakukan oleh siswa yang bekerja dalam kelompok-kelompok kooperatif.
3.      Model PCL memfokuskan pada proses-proses penyelidikan dan penalaran dalam pemecahan masalah, dan bukan memfokuskan pada mendapatkan hasil-hasil eksperimen yang benar atau jawaban yang benar terhadap suatu pertanyaan masalah semata.
4.      Model PCL memfokuskan pada pengembangan kepercayaan diri siswa ketika mereka menghadapi situasi-situasi kehidupan sehari-hari.
Model PCL ini melibatkan siswa dalam aktivitas-aktivitas yang memiliki potensi untuk menstimulasi mereka berpikir dan membuat logis konsep-konsep fisika siswa dengan cara mereka sendiri, dan dalam waktu yang sama mengembangkan konsep-konsep yang sesuai dengan isi yang ada dalam fisika. Menurut Wood (Hafriani, 2004), model PCL atau berpusat pada masalah adalah model yang berorientasi agar siswa memiliki gagasan untuk mengkonstruksi subjek yang penting, dan juga untuk merefleksi jalan pengertian yang dibangun melalui aktivitas partisipasi. Aktivitas partisipasi ini menjadi membudaya dalam diri siswa untuk setiap pemecahan masalah fisika. Sehingga aktivitas-aktivitas yang berpusat pada masalah ini adalah aktivitas yang membangun suatu peran individu dan proses sosial kelas berupa interaksi dan transformasi dari satu siswa ke siswa lainnya. Senada dengan pendapat Wood, Wheatley (Hafriani, 2004) memuat ketentuan bagi siswa agar aktivitas pembelajaran fisika yang berpusat pada masalah ini membuat siswa menjadi:
1.      Belajar memandang siswa sebagai suatu aktivitas yang berarti.
2.      Belajar menghargai fisika sebagai suatu subjek yang dinamik dan aktif.
3.      Dapat melihat alasan untuk mempelajari fisika.
4.      Termotivasi secara intrinsik untuk belajar.
5.      Memandang fisika sebagai suatu upaya manusia di mana mereka dapat berpartisipasi, dan bukan memandang fisika sebagai suatu perangkat fakta-fakta tidak berhubungan yang hanya ditentukan oleh para ahli bidangnya.
Pada saat pembelajaran berlangsung, model PCL membuat siswa selalu berpartisipasi secara kolaboratif untuk mencari solusi terhadap tugas siswa, dan memiliki kesempatan melakukan pembelajaran potensial dalam kolaboratif kelompok. Siswa harus berusaha untuk membuat logis pemahaman tugasnya dan mengkomunikasikan pikirannya, kesempatan-kesempatan muncul bagi siswa untuk mengembangkan lebih banyak pemahaman tugas. Dalam menerangkan secara rinci atau membenarkan suatu model, siswa juga diberikan kesempatan belajar potensial. Belajar potensial yang dimaksud di antaranya, ketika anggota kelompok berbagi mengenai cara dalam menafsirkan dan membuat logis tugas, anggota-anggota lain juga berusaha membuat logis model atau melakukan penafsiran-penafsiran yang penting.
Selama diskusi kelas (sharing) yang dilakukan siswa, setelah aktivitas kelompok kecil, banyak kesempatan belajar potensial lainnya yang muncul. Tujuan utama diskusi kelas adalah untuk menciptakan kesempatan bagi para siswa untuk menyajikan model-model solusi mereka kepada teman-temannya dan membandingkan/menentang gagasan-gagasan siswa yang berbeda.

REFERENSI:
KLIK "Show" UNTUK MELIHAT REFERENSI


Hafriani. 2004. Mengembangkan Kemampuan Pemecahan Masalah Matematika Mahasiswa melalui Problem-Centered Learning. Tesis. Program Pasca Sarjana. Universitas Pendidikan Indonesia


Model Pembelajaran Problem Centered Learning (PCL) Model Pembelajaran Problem Centered Learning (PCL) Reviewed by Sastra Project on August 27, 2016 Rating: 5

2 comments:

  1. Menangkan Jutaan Rupiah dan Dapatkan Jackpot Hingga Puluhan Juta Dengan Bermain di www(.)SmsQQ(.)com

    Kelebihan dari Agen Judi Online SmsQQ :
    -Situs Aman dan Terpercaya.
    - Minimal Deposit Hanya Rp.10.000
    - Proses Setor Dana & Tarik Dana Akan Diproses Dengan Cepat (Jika Tidak Ada Gangguan).
    - Bonus Turnover 0.3%-0.5% (Disetiap Harinya)
    - Bonus Refferal 20% (Seumur Hidup)
    -Pelayanan Ramah dan Sopan.Customer Service Online 24 Jam.
    - 4 Bank Lokal Tersedia : BCA-MANDIRI-BNI-BRI

    8 Permainan Dalam 1 ID :
    Poker - BandarQ - DominoQQ - Capsa Susun - AduQ - Sakong - Bandar Poker - Bandar66

    Info Lebih Lanjut Hubungi Kami di :
    BBM: 2AD05265
    WA: +855968010699
    Skype: smsqqcom@gmail.com

    ReplyDelete
  2. JOIN NOW !!!
    Dan Dapatkan Bonus yang menggiurkan dari dewalotto.club
    Dengan Modal 20.000 anda dapat bermain banyak Games 1 ID
    BURUAN DAFTAR!
    dewa-lotto.name
    dewa-lotto.cc
    dewa-lotto.vip

    ReplyDelete

Silakan tinggalkan komentar untuk kemajuan blog ini

Powered by Blogger.