Model Pembelajaran Kooperatif Tipe TGT (Teams Games Tournament)
Pembelajaran kooperatif model TGT adalah salah satu tipe atau model pembelajaran kooperatif yang mudah diterapkan, melibatkan keaktifan seluruh siswa tanpa harus ada perbedaan status, melibatkan peran siswa sebagai tutor sebaya dan mengandung unsur permainan dan reinforcement. Keaktifan belajar dengan permainan yang dirancang dalam pembelajaran kooperatif model TGT memungkinkan siswa dapat belajar lebih rileks disamping menumbuhkan tanggung jawab, kerjasama, persaingan sehat dan keterlibatan belajar.
Ratumanan (2002:15) memberikan
batasan mengenai TGT ini sebagai berikut,
pembelajaran
kooperatif dengan metode TGT adalah suatu pembelajaran dimana setelah kehadiran
guru, siswa pindah ke kelompoknya masing-masing untuk mendiskusikan dan
menyelesaikan pertanyaan-pertanyaan atau masalah-masalah yang diberikan guru.
Sebagai ganti dari tes tertulis, setiap siswa akan bertemu pada meja tournament
dengan siswa lain dari kelompok yang berbeda untuk membandingkan kemampuan
kelompoknya dengan kelompok yang lain.
Menurut Yasa, Doantara (dalam Astuti, 2011:23) menyatakan bahwa ada beberapa langkah model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut: (1) tahap persiapan, (2) tahap pembelajaran, (3) tahap turnamen, (4) tahap penghargaan kelompok. Adapun sintaks model pembelajaran TGT adalah sebagai berikut.
Tabel 2.1 Sintaks
Model Pembelajaran TGT (Teams Games
Tournamen)
Fase |
Peranan Guru |
1)
Tahap Persiapan |
Hal-hal yang dipersiapkan dalam tahapan ini adalah sebagai
berikut: a)
Materi pelajaran Materi
pelajaran dalam hal ini dirancang untuk pembelajaran kelompok dan disesuai
dengan pembelajaran kooperatif b)
Menetapkan siswa secara
kelompok c)
Menyiapkan siswa untuk
belajar secara kooperatif |
2)
Tahap Pembelajaran |
Dalam
tahap ini terdapat beberapa hal, diantaranya: a)
Pendahuluan b)
Penyajian informasi dan
materi c)
Pembentukan kelompok d)
Kerja dan belajar
kelompok e)
Evaluasi |
3)
Tahap Games Turnament |
Tahapan
ini dilakukan setelah siswa belajar secara kelompok pada tahap pembelajaran
dimana siswa diajak dalam suatu permainan akademik atau turnamen. Permainan
ini digunakan sebagai tinjauan kembali terhadap materi pembelajaran sebelum
siswa mengalami tes individual. |
4)
Tahap Penghargaan
Kelompok |
Langkah
pertama sebelum memberikan penghargaan kelompok adalah menghitung skor rerata
skor kelompok. |
Langkah-langkah kegiatan pembelajaran model pembelajaran kooperatif tipe TGT seperti pada sintaks di atas akan dijelaskan secara rinci sebagai berikut.
Tahap pertama yaitu Persiapan,
persiapan ini dimaksudkan diamana seorang guru yang ingin menggunakan TGT ini
di dalam mengajar perlu sedianya menyiapkan hal-hal yang akan diperlukan nanti.
Hal yang perlu dipersiapkan pertama adalah materi pelajaran, dimana materi yang
disiapkan harus dirancang untuk pembelajaran kelompok dan disesuaikan dengan
pembelajaran kooperatif. Kedua yang perlu disiapkan adalah menetapkan siswa
dalam kelompok, karena hakikatnya pembelajaran yang berbau kooperatif harus
berbentuk kelompok yang anggota kelompoknya heterogen baik tingkat pengetahuan,
kelamin, maupun ras/suku. Dan persiapan yang ketiga, yaitu guru harus
menyiapkan siswanya untuk belajar secara kooperatif, agar mereka mau bekerja
sama dan tidak ada yang pasif.
Tahap kedua yaitu Tahap
Pembelajaran, tahap pembelajaran ini diawali dengan pendahuluan yang dimana pada
pendahuluan ini guru menyampaikan tujuan dan memotivasi siswanya. Kemudian
dilanjutkan dengan penyajian informasi dan materi, biasanya guru menyajikan
materi pelajaran seperti biasa dengan ceramah, diskusi, demontrasi atau
eksperimen tergantung dari karakteristik materi yang sedang disampaikan serta
ketersediaan sarana dan prasarana sekolah yang bersangkutan. Guru harus
berusaha mengingatkan agar siswa mendengarkan dan memahami informasi yang
diberikan karena informasi yang diberikan akan sangat bermanfaat dengan
pertanyaan-pertanyaan di dalam turnamen nanti serta skor yang diterima oleh
masing-masing individu akan mempengaruhi skor akhir kelompok nanti. Setelah
penyajian informasi dan materi dilanjutkan dengan pembentukan tim/kelompok.
Pada fase ini guru membentuk kelompok-kelompok kecil yang beranggotakan 4-6
orang yang bersifat heterogen. Yang harus berikan siswa dengan berkemampuan
tinggi, sedang dan rendah serta jenis kelamin yang berbeda pula. Fungsi dari
kelompok ini adalah untuk melatih semua anggota kelompok untuk belajar,
mengkaji materi yang disampaikan oleh guru, berdiskusi, membantu anggota
kelompok yang belum mengerti atau menemui kesulitan sehingga semua siswa yang
berada di dalam kelompok yang bersangkutan siap untuk mengikuti kuis. Setelah
kelompok dibentuk siswa diarahkan untuk bekerja sama di dalam kelompoknya,
kemudian dilanjutkan dengan evaluasi yang bertujuan mengukur pemahaman siswa.
Gambar 2.1 Ilustrasi Skema TGT
Dapat dijelaskan bahwa permainan
diawali dengan memberitahukan aturan permainan. Langkah-langkahnya sebagai
berikut. Setiap kelompok mengutus perwakilannya untuk mewakili di dalam
permainan. Kemudian setiap pemain tiap meja menentukan terlebih dahulu pembaca
soal dan pemain yang pertama dengan cara melakukan undian, kemudian pemain yang
menang undian mengambil kartu undian yang berisikan soal dan diberikan kepada
pembaca soal. Pembaca soal akan membacakan soal sesuai dengan nomor undiang
yang diambil oleh pemain. Selanjutnya soal dikerjakan secara mandiri oleh
pemain dan penantang sesuai dengan waktu yang terdapat di dalam soal. Setelah
waktu selesai maka pemain akan membacakan hasil pekerjaannya yang kemudian
ditanggapi oleh penantang. Setelah itu pembaca soal akan membacakan kunci
jawaban yang benar dan skor diberikan kepada siswa yang memiliki jawaban yang
benar pertama kali antara pemain dan penantang dan apabila jawabannya semua
salah maka kartu dibiarkan saja tanpa ada yang mendapatkan skor. Kemudian
terjadi pertukaran peran searah putaran jarum jam, agar semua pemain di dalam
meja yang bersangkutan pernah berperan menjadi pemain, pembaca soal, dan
penantang. Permainan aka dilanjutkan dengan kartu soal selanjutnya sampai kartu
soal semuanya habis terbacakan, ada syarat yang harus dipenuhi yaitu semua
peserta haru mendapatkan perlakuan yang sama yaitu pernah menjadi pemain,
pembaca soal dan penantang. Selain itu pemain yang bertugas menjadi pembaca
soal tidak boleh ikut menjawab atau memberikan jawaban kepada peserta yang
lain. Setelah semua kartu terjawab, setiap pemain dalam satu meja menghitung
jumlah kartu yang diperoleh dan menentukan berapa poin yang diperoleh
berdasarkan tabel yang sudah disediakan.
Selanjutnya setiap pemain kembali kepada kelompoknya asalnya dan melaporkan
poin yang diperoleh kepada ketua kelompok. Ketua kelompok memasukannya pada
tabel yang telah disediakan, kemudian menentukan kriteria penghargaan yang
diterima oleh kelompoknya.
Tahap selanjutnya adalah, pemberian
penghargaan kelompok. Untuk memperoleh skor kelompok dilakukan dengan cara
menjumlahkan skor anggota masing-masing kelompok kemudian dicari reratanya.
Berdasarkan skor rerata kelompok akan diperoleh gambaran perbedaan prestasinya.
Dari skor rerata kelompok ini guru dapat memberikan penghargaan kepada
masing-masing kelompok berdasarkan kriteria yang tersedia pada Tabel 2.2.
Tabel
2.2 Kriteria Penghargaan untuk Kelompok
No. |
Kriteria (Rerata Kelompok) |
Predikat |
1 |
X < 15 |
Kelompok Kurang |
2 |
15 ≤ X ≤ 20 |
Kelompok Cukup |
3 |
20 ≤ X ≤ 25 |
Kelompok Baik |
4 |
25 ≤ X |
Kelompok Sangat Baik |
(Sumber: Adaptasi dari Slavin, 2005)